Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo mengungkapkan Himbara atau Bank BUMN baru akan menaikan suku bunga pada tahun depan atau 2023, menyusul kenaikan suku bunga BI7DDR tahun ini.
Menurutnya, suku bunga perbankan mau tidak mau bakal turut meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan Fed Fund Rate (FFR).
"Suku bunga memang pasti akan meningkat seiring peningkatan BI rate, memang transaksi tak secepat itu, di perbankan kalau Himbara cost of fund masih rendah sekali, penyesuaian bunga baru awla tahun depan," jelasnya dikutip Kamis (29/9/2022).
Menurutnya, keperluan kenaikan suku bunga bank Himbara, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) tidak signfikan karena likuiditasnya yang masih cukup.
Kementerian BUMN dan himbara juga tetap mengantisipasi, tetapi dengan pendekatan pendapatan cukup bersyukur terhadap kinerja Bank BUMN.
Tiko, sapaannya, juga menerangkan kinerja BUMN sejumlah sektor juga mulai membaik, seperti di sektor transportasi, logistik, pariwisata, ini mulai merata perbaikan.
Baca Juga
"Bahkan di penerbangan, airport, pemulihan dua bulan terakhir signifikan sekali, sehingga kemampuan menyerap peningkatan bunga tahun depan cukup kuat," katanya.
Dia percaya diri BUMN pada tahun depan akan mamu menyerap kenaikan suku bunga kredit seiring kenaikan suku bunga acuan BI.
Menurutnya, tantangan cukup kuat pada emiten karya, karena posisi utang yang tinggi, dengan EBITDA yang belum mampu menutupinya, sehingga perlu ada restrukturisasi ulang.
Namun, dia juga melihat proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dapat menjadi salah satu katalis. BUMN karya, lanjutnya, akan menjaga IKN benar-benar dikerjakan secara sehat dengan alokasi yang tepat.
"Selain karya, memang kami juga terus memperbaiki di asuransi, kami tahun Jiwasraya sedah penyelesaian batch terakihr, sedang selesaikan penambahan lagi beberapa penambahan modal akhir, kami juga mencoba menyehatkan industrinya ke depan," terangnya.
Dia mengungkapkan industri asuransi masa lalu acap kali pengenaan premi tidak memadai dibandingkan dengan klaim. Dengan begitu, perlu penyehatan baik Askrindo, Jamkrindo, hingga Jasindo.
"Kami memastikan produk-produk mereka, asuransi jiwa, umum, maupun asuransi kredit benar-benar bisa meliputi future claim dan hasilkan laba memadai," katanya.