Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja emiten asuransi dalam konglomerasi Salim Group, PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. (AHAP) mengalami pemerosotan pada kuartal III/2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. AHAP tercatat mengalami kerugian senilai Rp4,69 miliar pada 30 September 2022.
Kondisi kinerja AHAP berbanding terbalik dengan kuartal III/2021, di mana kala itu perusahaan mampu mencatatkan laba neto tahun berjalan senilai Rp2,39 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan AHAP yang dipublikasikan di keterbukaan informasi, Kamis (27/10/2022), terkereknya jumlah beban klaim menjadi salah satu penyebab Asuransi Harta Aman Pratama membukukan rugi neto berjalan pada kuartal III/2022.
Secara terperinci, jumlah beban klaim AHAP naik 54,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp107,26 miliar dari sebelumnya hanya mencapai Rp69,36 miliar. Sementara itu, premi bruto tumbuh 27,6 persen yoy menjadi Rp534,43 miliar dan jumlah pendapatan premi neto juga ikut naik 31,6 persen yoy menjadi Rp168,51 miliar pada 30 September 2022.
Kemudian, hasil investasi mengalami pertumbuhan 13,7 persen yoy, dari Rp4,96 miliar menjadi Rp5,64 miliar. Sedangkan hasil underwriting turun tipis, yakni 1,1 persen yoy menjadi Rp77,62 miliar.
Secara jumlah aset, emiten bersandi saham AHAP itu mampu memiliki aset senilai Rp754,7 miliar. Kondisi aset itu naik 22,1 persen yoy dari sebelumnya bernilai Rp617,97 miliar pada kuartal III/2021.
Baca Juga
Jika melihat indikator kesehatan keuangan Asuransi Harta Aman Pratama, baik rasio likuiditas, rasio kecukupan investasi, maupun rasio solvabilitas, ketiganya berada di atas batas minimum rasio yang ditetapkan. Hingga 30 September 2022, ketiga rasio yang dimiliki AHAP secara berurutan berada di angka 151 persen, 136 persen, dan 322 persen.
Saat ini pemegang saham AHAP terdiri dari Asuransi Central Asia milik Salim Group (62,57 persen), Sendra Gunawan (11,82 persen), dan masyarakat (25,59 persen).