Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasio Likuiditas Bank Mulai Turun Per September 2022

Rasio likuiditas perbankan turun seiring melambatnya pertumbuhan kredit per September 2022.
Karyawan beraktivitas di dekat logo Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Jumat (10/7/2020). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di dekat logo Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Jumat (10/7/2020). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan bahwa tingkat rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) bank turun terbatas per September 2022.

Sebelumnya sejak awal 2022, hingga Agustus, LDR bank mengalami kenaikan secara bertahap. Pada Desember 2021, LDR bank berada pada posisi 77,13 persen dan merangkak naik hingga mencapai 81,43 persen pada Juli 2022.

Berdasarkan laporan likuiditas bulanan yang dirilis LPS pada Senin (31/10/2022), penyaluran kredit terus melanjutkan tren positif, yakni tumbuh 6,77 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga September 2022. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh pemulihan ekonomi domestik yang membuat permintaan pembiayaan naik.

Pada saat yang sama, meningkatnya aktivitas usaha tersebut mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) menjadi 11 persen yoy.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, rasio LDR pun turun terbatas ke level 81,22 persen per September 2022. Angkanya turun dibandingkan dengan Juli 2022 yang mencapai 81,43 persen.

Kemudian, LPS mencatat bahwa rasio asio alat likuid atau non-core deposit (AL/NCD) berada di level 121,61 persen dan masih terjaga di atas ambang batas sebesar 50 persen.

“Likuiditas bank diperkirakan masih akan terjaga di tengah meningkatnya kebutuhan bank untuk menyalurkan kredit, serta memenuhi ketentuan kebijakan likuiditas Bank Indonesia (BI),” tulis laporan LPS.

LPS memproyeksikan bahwa pertumbuhan kredit masih akan meningkat secara bertahap sejalan pemulihan aktivitas bisnis masyarakat, sedangkan DPK diperkirakan tumbuh melandai.

Menurut LPS, beberapa sektor ekonomi diperkirakan dapat tumbuh lebih cepat, sementara sebagian lainnya masih membutuhkan waktu untuk pulih ke level sebelum pandemi Covid-19.

Di sisi lain, menjelang berakhirnya ketentuan relaksasi kredit restrukturisasi dari Otoritas Jasa Keungan (OJK) tahun depan, bank diperkirakan masih akan menyalurkan kredit secara selektif dengan pengelolaan pencadangan yang memadai.

“Berlanjutnya peningkatan permintaan kredit akan menjadi tantangan bagi bank dalam mengelola likuiditasnya sekaligus tetap menjaga pertumbuhan kredit yang sehat,” tulis LPS.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa likuiditas perbankan saat ini masih cukup. "Kami pastikan likuiditas di perbankan lebih dari cukup. Ini masih tinggi bagi perbankan untuk terus salurkan kredit," ujarnya dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, bulan lalu (19/10/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper