Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Per November 2022, Jumlah Fasiltas Pinjaman Investree Capai Rp3,5 Triliun

Total pinjaman Investree telah mencapai Rp19,56 triliun, salah satu kontribusi terbesar berasal dari industri kreatif.
Ilustrasi pinjaman online atau financial technology lending/Freepik
Ilustrasi pinjaman online atau financial technology lending/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Menjelang penutupan tahun 2022 total fasilitas pinjaman platform teknologi finansial pendanaan bersama (tekfin P2P lending) alias pinjaman online (pinjol) PT Investree Radhika Jaya (Investree) telah mencapai Rp19,56 triliun.

Chief Sales Officer Investree Salman Baharuddin mengatakan, terhitung sejak beridirinya Investree dan sampai saat ini perusahaan telah memberikan fasilitas pinjaman sebesar Rp19,56 triliun. Adapun untuk 2022 per bulan November jumlah pinjaman yang sudah disalurkan mencapai Rp3,5 triliun.

“Salah satu sektor yang paling berkontribusi dalam fasilitas pinjaman tersebut adalah industri kreatif. Di mana pada tahun 2022 saja sudah mencapai Rp1,2 triliun dari total keseluruhan Rp1,6 triliun,” ujar Salman kepada Bisnis, Jumat (25/11).

Lebih lanjut, nilai pinjaman tersalurkan yang diberikan oleh Investree sejauh ini sudah mencapai Rp12,4 triliun. Sementara nilai pinjaman lunas tercatat mencapai Rp11,21 triliun. Adapun nilai pinjaman outstanding sudah mencapai sekitar Rp951 miliar.

Kemudian, jumlah borrower Investree baik institusi maupun individu sudah mencapai 22.398 dengan jumlah borrower aktif mencapai 15.745. Adapun jumlah pinjaman yang tersalurkan mencapai 44.317 dan nilai pinjaman tersalurkan untuk tahun 2022 mencapai Rp3,09 triliun.

Di sisi lain, Investree juga tengah bersiap meningkatkan kolaborasi bisnis setelah merampungkan penguasaan 18,4 persen saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR). Adapun salah satu fokus bisnis dari kolaborasi ini adalah meningkatkan industri kreatif dalam negeri.

Salman mengatakan sektor kreatif menawarkan potensi bisnis yang besar. Para pekerja di kelompok ini memiliki keterbatasan mengakses modal kerja namun tidak dibarengi dengan inklusi keuangan yang kuat. 

“Kami ingin menjadi jembatan bagi pelaku usaha industri kreatif sebagai sebuah marketplace fintech untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan mereka dan mengisi gap yang selama ini ada di industri kreatif,” ujar dia.

Dia menyebutkan sektor kretif yang telah dibiayai seperti perusahaan yang bergerak di bidang periklanan, event orginazer, konten designer dan konten yang bersifat umum. Ke depanya perusahaan akan menjajaki industri lainnya, seperti makanan dan minuman, production house, hingga apparel.

Sementara itu dalam laman websitenya hari ini, Investree belum menampilkan kinerka q3/2022. Bisnis baru menemukan kinerja keuangan akhir 2021. Dalam periode itu, perusahaan tercatat memiliki aset Rp159,07 miliar. Sementara dari pos liabilitas dan ekuitas, Investree tercatat memiliki kewajiban Rp130,5 miliar, sehingga ekuitas perusahaan adalah Rp28,52 miliar.

Dari pos laba rugi 2021, pendapatan perusahaan belum mampu menahan beban yang muncul. Tercatat Investree memiliki pendapatan Rp138,28 miliar, sedangkan beban perusahaan Rp158,38 miliar. Investree juga mencatatkan beban lain Rp7,7 miliar. Akibatnya perusahaan mengalami rugi Rp27,8 miliar. 

Sedangkan TKB90 Investree per akhir pekan ketiga November 2022 ini diumumkan sebesar 96,09 persen. TKB adalah tingkat keberhasilan bayar nasabah sampai 90 hari setelah jatuh tempo. Atau dengan kata lain, saat ini kredit macet di Investree mencapai 3,91 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper