Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan bagian Grup Astra, PT Astra Sedaya Finance (ASF), memandang optimis terhadap bisnisnya pada 2023, meskipun ekonomi pada tahun depan berpotensi mengalami perlambatan akibat dari resesi global.
Direktur Astra Sedaya Finance Dharmawan Phie mengatakan bahwa setiap tahun akan selalu ada tantangan, tahun ini perusahaan sudah melihat produk domestik bruto (gross domestic product/GDP) Indonesia tumbuh 5,72 persen sampai dengan kuartal III/2022.
Dharmawan menyampaikan bahwa terdapat 2 hal yang cukup jelas dan sudah terlihat, yaitu tantangan inflasi dan kenaikan suku bunga. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi global juga masih melambat karena masih berlangsungnya pandemi dan perang Rusia vs Ukraina.
“Meskipun akan banyak tantangan yang dihadapi ke depan, Astra Sedaya Finance masih tetap cukup optimistik agar kami tetap dapat menjadi yang terdepan ditengah-tengah situasi yang setiap saat tentu dapat berubah,” ujar Dharmawan kepada Bisnis, Minggu (18/12/2022).
Dia mengatakan sejumlah strategi yang disiapkan dalam menghadapi tantangan tersebut, yakni melakukan perbaikan operational yang tetap Astra Sedaya Finance lakukan secara berkesinambungan, agar pelayanan dan kemampuan perusahaan bersaing di industri tetap dapat berkesinambungan.
Kemudian, struktur keuangan dan permodalan yang tetap akan Astra Sedaya Finance jaga solid. Terakhir, ASF akan melakukan strategi portfolio managemen dan eksekusi yang baik.
"Supaya kualitas aset kami dan pelayanan kami tetap terjaga dan lebih baik di tahun-tahun mendatang,” ujar Dharmawan.
Di sisi lain, pada 2023 Astra Sedaya Finance mencanangkan target yang konservatif mengingat beberapa faktor eksternal dan kondisi makro ekonomi yang terlihat cukup menantang.
“Pada tahun depan kami memasang target konservatif untuk penyaluran pembiayaan kami. Di mana kami mencoba untuk mempertahankan capaian pada tahun ini yakni di sekitar Rp30 triliun,” ujar Dharmawan.
Dia menambahkan bahwa pada awal tahun 2022 perusahaan menargetkan penyaluran pembiayaan bisa mencapai sekitar Rp25,3 triliun. Namun, hingga November 2022 target tersebut telah melampaui target yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut.
“Hingga November target kami telah tercapai dan bahkan telah melebih target dengan mencapai angka Rp30 triliun. Semoga tahun ini tetap dapat kami pertahankan untuk bekal pada tahun 2023 dan selanjutnya,” imbuhnya.