Bisnis.com, JAKARTA — PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) yang sebelumnya bernama PT Bank Bisnis Internasional Tbk. telah memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun setelah merampungkan aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue kemarin (21/12/2022).
Berdasarkan prospektus, BBSI mengeluarkan sebanyak 367.472.328 (367,4 juta) helai saham yang diperdagangkan pada periode 14 Desember 2022 hingga 21 Desember 2022. Sementara, harga pelaksanaan pada aksi korporasi ini ditetapkan di level Rp2.480 per saham.
PT FinAccel Teknologi Indonesia (Kredivo) selaku Pemegang Saham Pengendali (275.604.247 HMETD), Sundjono Suriadi (18.047.107 HMETD), PT Sun Land Investama(15.650.125 HMETD) dan PT Sun Antarnusa Investment (15.334.167 HMETD) telah menyatakan untuk menyerap seluruh HMETD yang menjadi haknya.
Hasilnya, Krom Bank Indonesia telah menghimpun tambahan modal sebesar Rp911,3 miliar dari right issue tersebut. Dengan begitu, Krom Bank Indonesia telah meningkatkan modal intinya menjadi lebih dari Rp3 triliun sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
"Ini adalah momen dan langkah yang sangat signifikan bagi Krom untuk mewujudkan layanan perbankan digital yang inovatif serta cepat, mudah, dan fleksibel untuk penuhi semua kebutuhan keuangan," kata Presiden Direktur Krom, Laniwati Tjandra dalam keterangan tertulis pada Kamis (22/12/2022).
Sebelumnya, sejumlah bank kecil lainnya juga telah mengumumkan hasil penambahan modal inti mereka. PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) misalnya telah selesai menjalankan rights issue pada Oktober 2022 dan memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun.
Baca Juga
Kemudian PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) telah memenuhi aturan modal inti minimum Rp3 triliun pada 2022 setelah rights issue perseroan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed.
PT Bank Capital Tbk. (BACA) telah memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun setelah private placement yang digelar perseroan diserap oleh pengendali saham mereka PT Capital Global Investama (CGInvestama).
PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) juga mencatatkan modal inti di atas Rp3 triliun setelah mendapatkan suntikan dari pemegang saham pengendali J Trust Co., Ltd. dan melakukan setoran modal sebesar Rp360 miliar pada 13 Desember 2022.
PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun setelah rights issue mereka diserap oleh Tolaram Group Inc (Tolaram) selaku pemegang saham pengendali.
Selain itu, PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS) tercatat telah memenuhi ketentuan modal inti setelah proses akusisi saham oleh Kasikorn Vision Financial Company Pte. Ltd (KVF) lancar. Anak usaha Kasikornbank Thailand itu mengakuisisi 67,5 persen kepemilikan di Bank Maspion pada 7 Desember 2022.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa jumlah bank yang belum memenuhi ketentuan modal inti terus berkurang. “Kini, hampir sepenuhnya sudah memenuhi ketentuan [modal inti] Rp3 triliun. Sebagian masih dalam proses proses rights issue di pasar modal,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK.
Ia memperkirakan hanya tersisa 1 hingga 2 bank saja yang tidak diketahui langkah pemenuhan modal intinya. Namun, Dian tidak mengungkapkan nama atau jenis bank tersebut.