Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat suku bunga simpanan bank terus melanjutkan peningkatan hingga November 2022.
Berdasarkan Laporan Likuiditas Bulanan yang dirilis LPS, kenaikan itu menunjukkan bahwa perbankan secara bertahap telah merespons kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
LPS melaporkan rata-rata tingkat bunga deposito rupiah atau 22 moving daily average seluruh bank naik 17 basis poin (bps) ke level 3,49 persen pada November 2022.
"Sementara itu, pada periode yang sama, suku bunga KBMI [kelompok bank dengan modal inti] 3 menunjukkan kenaikan terbesar yaitu 30 bps ke level 3,24 persen," tulis LPS dikutip pada Senin (26/12/2022).
Suku bunga simpanan valas juga naik signifikan selaras dengan peningkatan suku bunga global. Secara rata-rata, bunga valas naik 24 bps menjadi 1,10 persen. KBMI 4 terpantau naik paling tinggi yakni 53 bps ke level 1,06 persen.
LPS memperkirakan suku bunga simpanan rupiah masih akan meningkat secara bertahap. Hal tersebut sejalan dengan kenaikan bunga acuan BI7DRR.
Baca Juga
"Meski demikian, kondisi likuiditas bank diperkirakan masih terjaga di tengah meningkatnya kebutuhan bank untuk menyalurkan kredit serta memenuhi ketentuan kebijakan likuiditas BI," jelas LPS.
Di sisi lain, kenaikan bunga simpanan valas juga diproyeksikan masih akan meningkat dengan laju yang lebih cepat karena dipengaruhi kenaikan suku bunga offshore atau luar negeri.
Menurut LPS, penyesuaian suku bunga ke depan masih akan mempertimbangkan kondisi likuiditas bank dan spread antara suku bunga simpanan dan kredit. Hal ini bertujuan menjaga margin bunga bersih.
Sementara itu penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan menguat pada Oktober 2022. Mengutip Laporan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI) DPK naik 10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau mencapai Rp7.681,9 triliun.
Pada bulan sebelumnya atau September 2022, DPK bank hanya tumbuh 7,2 persen yoy, melemah dibandingkan Agustus 2022, yakni 8,2 persen yoy.