Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Hingga Singapura Siap Caplok Leasing RI, Ini Kata Ketum APPI

OJK mencatat setidaknya terdapat lima perusahaan asing dan lokal tengah menunggu persetujuan untuk meningkatkan kepemilikan di leasing.
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Jakarta, Selasa (6/9/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Jakarta, Selasa (6/9/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pembiayaan (multifinance) Indonesia masih menjadi ruang bagi sejumlah investor asing untuk berekspansi. Setelah konglomerasi keuangan Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG) mengakuisisi Silvrr Technology Co., Ltd. (Akulaku), kini giliran perusahaan asal Korea dan Singapura yang akan unjuk gigi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, setidaknya terdapat lima perusahaan asing dan lokal –termasuk perusahaan asal Korea dan Singapura– akan menjadi calon investor strategis di perusahaan pembiayaan Indonesia sampai dengan semester I/2023. Adapun, aksi akuisisi ini dilakukan untuk memenuhi ekuitas minimal sebesar Rp100 miliar, sebagaimana  beleid yang tertuang Peraturan OJK (POJK) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan pada Pasal 87 ayat (1) huruf a.

“Sampai dengan semester I/2023, sekitar lima multifinance size kecil dan menengah. Calon investor strategis dari Korea itu eksisting tapi menaikkan modal disetor menjadi mayoritas maksimum. Ada juga calon investor strategis Singapura dan lokal,” kata Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) I OJK Bambang W. Budiawan kepada Bisnis, Selasa (3/1/2023).

Namun, Bambang menjelaskan bahwa dalam aksi akuisisi ini, calon investor strategis asal Korea bertujuan untuk melebarkan bisnis pembiayaan di Indonesia. “Nama investor akan terpublikasi pasca selesainya transaksi. Saya tidak akan menyebutkan [nama calon investor strategis],” tambahnya.

Meski enggan menyebutkan secara rinci nama calon investor strategis, Bambang menuturkan kelimanya sedang menunggu lampu hijau dari OJK. Ramainya investor asing yang mengakuisisi perusahaan pembiayaan alias leasing di Indonesia dinilai karena beberapa alasan dan pertimbangan yang matang sehingga dilirik oleh investor asing, salah satunya luasnya pasar (market) Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno melihat bahwa market pembiayaan/pendanaan/pinjam-meminjam di Indonesia masih besar. Begitu pula dengan populasi Indonesia dengan penduduk yang besar, sehingga dapat melebarkan bisnisnya di Indonesia.

“Pasarnya besar karena pembiayaan mempunyai produk yang tidak terkungkung pada leasing, pembiayaan konsumen, atau kartu kredit, tapi bisa lebih luas, seperti modal investasi, modal usaha, dan multiguna. Mereka [perusahaan pembiayaan] bisa berinovasi dengan menawarkan produk-produk yang lebih besar,” kata Suwandi saat dihubungi Bisnis, Rabu (4/1/2023).

Pembiayaan multiguna misalnya, Suwandi menuturkan bahwa sudah banyak perusahaan pembiayaan yang masuk ke dalam bisnis dengan layanan Buy Now Pay Later (BNPL), di mana perusahaan menawarkan dengan konsep bisnis seperti itu.

“Ini yang saya lihat ketertarikan dari investor, karena pasar di Indonesia sangat besar, jumlah penduduk yang sangat besar. Jadi menawarkan produk pendanaan atau pembiayaan ini bisa bervariasi dan mempunyai peluang yang besar untuk mereka bisa masuk ke pasar Indonesia, terutama di era digitalisasi,” tuturnya.

 

Kinerja Multifinance 

Sampai dengan November 2022, industri ini mampu mencetak nilai outstanding piutang pembiayaan mencapai Rp409,49 triliun. Nilai itu tumbuh 12,96 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Jika dibandingkan dengan posisi Oktober 2022, nilai piutang pembiayaan hanya mampu tumbuh 12,17 persen yoy menjadi Rp402,64 triliun.

Berkaca dari kinerja multifinance per November 2022, Suwandi memproyeksikan industri multifinance akan tumbuh di kisaran 5 – 7 persen pada 2023, sejalan dengan perekonomian nasional.

“[2023] mungkin ada perlambatan ekonomi, tapi proyeksi dari APPI [industri multifinance] akan tetap tumbuh 5 - 7 persen di tahun 2023,” ucapnya.

Setali tiga uang, Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Ogi Prastomiyono memperkirakan perusahaan multifinance masih akan tumbuh di periode 2023. Di samping itu, OJK juga melihat industri ini masih akan sanggup mencari sumber pendanaannya, baik melalui joint financing maupun suntikan tambahan modal.

“Kami melihat bahwa perusahaan multifinance masih sanggup untuk pendanaannya, baik itu melalui perusahaan pinjaman dari bank baik itu joint financing, channeling, surat berharga yang diterbitkan, maupun dari para pemegang saham yang melakukan inject tambahan modal bagi perusahaan pembiayaan,” Ogi dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Desember 2022 secara daring, Senin (2/1/2023).

Ogi menjelaskan pertumbuhan tersebut didukung oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 32,8 persen yoy dan 23,1 persen yoy.

Di samping itu, profil risiko perusahaan pembiayaan juga terpantau masih terjaga dengan rasio non-performing financing (NPF) yang tercatat turun menjadi sebesar 2,48 persen pada November 2022, atau turun 0,06 persen pada Oktober 2022 yang berada di angka 2,54 persen. Begitu pula pada gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,01 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali.

“Kami memperkirakan perusahaan pembiayaan masih akan tumbuh lagi di tahun 2023, mengingat kondisi perekonomian pasca pandemi masih tumbuh dengan baik dan semua sektor riil, terutama otomotif sudah terlihat pertumbuhan penjualan yang lebih besar dan ini merupakan dominan daripada perusahaan multifinance di pembiayaan otomotif,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper