Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau BPD Sumut untuk melaksanakan initial public offering atau IPO dinilai akan memicu BPD lain untuk segera melantai di Bursa Efek Indonesia.
Bank Sumut akan mengincar dana segar sebesar Rp1,49 triliun dalam gelaran pelepasan saham perdana yang diancang-ancang pada awal Februari 2023. Perusahaan bakal menawarkan 2,93 miliar lembar saham seri B dengan nominal Rp250.
Dalam prospektus yang diterbitkan di Bisnis Indonesia, harga pelaksanaan IPO ditetapkan dalam rentang Rp350 hingga Rp510 per lembar. Dengan penawaran ini, maka sebanyak-banyaknya perusahaan akan meraup dana sebesar Rp1,49 triliun.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan bahwa hadirnya Bank Sumut di bursa bisa menambah kepercayaan diri BPD lain untuk go public. Selain itu, prospek bisnis BPD juga dinilai cukup cerah.
“Prospek BPD masih menjanjikan karena Indonesia merupakan salah satu emerging market prospektif serta didukung pertumbuhan ekonomi yang positif,” ujar Trioksa ketika dihubungi Bisnis pada Kamis (5/1/2023).
Dia juga berpendapat fundamental BPD masih bagus karena memiliki captive market yakni aparatur sipil negara (ASN). Terbukti kinerja BPD secara umum juga masih positif dan dapat bertahan di tengah situasi sulit saat pandemi Covid-19.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti menyatakan saham perdana yang akan dilepas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja dan aset bank.
“Dengan kinerja keuangan yang menghasilkan peningkatan laba, diharapkan kontribusi terhadap penghasilan asli daerah [PAD] ikut meningkat. Laba dari setiap badan usaha milik daerah akan menjadi PAD yang dapat digunakan untuk pembangunan ekonomi daerah,” ujarnya.
Adapun aksi korporasi ini telah memperoleh pernyataan praefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan IPO. Persetujuan awal ini didapatkan pada 3 Januari 2023.
Bank Sumut juga telah mendapatkan penjaminan pelaksanaan emisi efek dari 4 perusahaan sekuritas, yakni PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas. Untuk penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
