Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Bos BI Agus Marto Ungkap Kompetisi SDM Bank dengan Fintech

Bankir senior yang juga mantan Gubernur BI Agus Martowardojo mengingatkan perbankan agar menyiapkan talenta digital andal menghadapi masifnya digitalisasi.
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) berfoto bersama Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. terpilih Agus D.W. Martowardojo (kanan), Kamis (20/2/2020)./Bisnis-istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) berfoto bersama Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. terpilih Agus D.W. Martowardojo (kanan), Kamis (20/2/2020)./Bisnis-istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan bahwa dalam menghadapi tren digitalisasi, perbankan mesti bersaing untuk merekrut talenta terbaik di ranah teknologi dengan perusahaan rintisan berbasis keuangan hingga e-dagang.

Menurut Agus, masifnya perkembangan teknologi digital di Indonesia membuat preferensi masyarakat berubah. Perbankan pun mesti menyesuaikan diri, termasuk dalam mengisi sumber daya manusia (SDM).

"Kalau melihat ke depan yang kita perlukan adalah talenta yang punya minat dan pemahaman teknologi kuat," kata Agus dalam CEO Banking Forum pada Senin (9/1/2023).

Namun, perbankan menurutnya akan kesulitan dalam merekrut talenta digital karena bersaing dengan fintech hingga e-Dagang. "Sekarang, orang-orang terbaik di market [dalam bidang teknologi], mereka tidak minat ke perbankan, tapi minatnya tech industry," ujar Agus yang kembali aktif menjadi komisaris bank itu.

Menurut Agus yang juga mantan Menteri Keuangan itu, porsi SDM di fintech dan e-dagang sangat tinggi di sisi ranah digital. "Sekitar 40 persen SDM itu isinya engineer, lainnya pun masih memiliki pemahaman teknologi yang baik," kata Agus menjabarkan.

Sementara di perbankan, mulai dari level direksi hingga kepala divisi pemahaman teknologinya masih terbatas.

Perbankan juga akan semakin sulit merekrut talenta digital andal seiring dengan defisitnya talenta digital di Indonesia. Riset McKinsey mengungkapkan Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital selama periode 2015–2030. 

Jika dihitung secara rata-rata, maka per tahunnya Indonesia butuh 600.000 talenta digital, sedangkan kemampuan perguruan tinggi dalam menyuplai talenta digital setiap tahunnya hanya sekitar 100.000-200.000 orang, yang berarti ada gap sekitar 400.000-500.000 orang.

Sebanyak 100.000-200.000 tenaga kerja digital yang tersedia itu pun menjadi rebutan perusahaan-perusahaan yang tengah melakukan transformasi digital ataupun yang baru saja mendirikan perusahaan berbasis digital, tidak terkecual industri keuangan seperti perbankan. 

Perbankan sebenarnya sudah ancang-ancang dalam mengatasi masalah defisit talenta digital di pasar. Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Rudi As Aturridha mengatakan bahwa dalam upaya transformasi digital di sektor perbankan tahun ini, Bank Mandiri turut mengembangkan talenta digital yang ada.

"Bank Mandiri secara konsisten melakukan pengembangan SDM dan penyempurnaan model operasi IT (teknologi informasi) agar memiliki kapabilitas internal IT yang kuat dan solid,” ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (5/1/2023).

Bank Mandiri juga menggelar program My Digital Academy untuk pengembangan talenta digital. Program tersebut mengangkat konsep innovation bootcamp yang dilanjutkan dengan pemberian beasiswa kuliah hingga golden ticket untuk bergabung dengan Bank Mandiri bagi peserta terpilih berdasarkan hasil evaluasi.

Adapun, lewat kehadiran program ini Bank Mandiri memberikan pelatihan insentif secara virtual selama 1 (satu) bulan dengan kurikulum yang relevan sesuai perkembangan di bidang Teknologi Informasi saat ini, seperti fundamental UI/UX, data analysis, UI design, wireframing, dan masih banyak lagi termasuk juga pelatihan soft skill.

Selain pelatihan intensif, Bank Mandiri juga memberikan segudang benefit lainnya seperti sertifikasi IT dengan kredibilitas yang diakui secara nasional dan internasional. Benefit ini diberikan untuk memastikan bahwa para peserta mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan dinilai sebagai talenta digital berkualitas.

Begitu juga dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI). Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa dalam menjalankan transformasi digital tahun ini, BRI turut memperhatikan pengembangan talenta digitalnya. “Kami terus membangun kapabiltas platform IT, agile governance, dan talenta digital untuk menjadi organisasi yang inovatif,” ujar Aestika.

Dalam mengembangkan talenta digitalnya, secara khusus BRI membentuk BRILiaN Development Centre. Pusat pengembangan itu berfungsi mengawal penyiapan sistem dan digitalisasi proses bagi pekerja.

BRILiaN Development Centre memiliki strategi tersendiri dalam meningkatkan talent attraction, seperti melalui multi channel from multi sources. Multi channel adalah gerbang masuk calon Insan BRILiaN untuk bergabung dengan BRI. Ada beberapa-program yang ditawarkan oleh BRI melalui multi kanal ini antara lain BRILiaN Future Leader Program, BRILiaN Next Leader Program (BNLP) dan BRILiaN Banking Officer Program (BBOP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper