Bisnis.com, JAKARTA— PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatatkan rasio kredit macet alias non-performing financing (NPF) sebesar 1,26 persen (full year un-audited) pada 2022. Angka tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periode 2021 yakni 0,99 persen (audited).
Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman menyebut meski secara internal terjadi kenaikan kredit macet, angka tersebut masih di bawah permasalahan kredit macet di industri yang berkisar pada level 2,54 persen. Meski demikian, dia menyebutkan tengah menjalankan sejumlah strategi agar NPF kembali rendah.
“Untuk menjaga nilai NPF ada dikisaran sangat sehat kami melakukan beberapa hal,” kata Ristiawan, Selasa (10/1/2023).
Strategi itu meliputi, pertama, menggunakan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dalam menentukan keputusan kredit. Adapun SLIK merupakan sistem informasi yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk merekam catatan kredit dan karakter pembayaran nasabah.
“Kemudian [kedua] terus memperkuat mesin scoring sebagai referensi dalam menentukan nasabah yang layak juga tidak layak mendapatkan fasilitas pembiayaan dari CNAF,” kata Ristiawan menambahkan.
Langkah selanjutnya Dia juga mengatakan pihaknya terus memperkuat proses know your customer (KYC) dari sisi akuisisi dan proses asesmen nasabah. Hal tersebut merupakan langkah perusahaan untuk mengenal nasabahnya sehingga menghindari transaksi yang mencurigakan.
Baca Juga
“Kami juga memberlakukan aturan minimum down payment yang cukup untuk memastikan kemampuan bayar nasabah, minimal berada dikisaran 20 persen hingga 25 persen,” tandasnya.