Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (persero) Tbk. (BMRI) memperkirakan dapat menjaga kinerja pada 2023 sehingga mampu menjaga bisnis yang sehat dan menjaga laba.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menuturkan laba merupakan salah satu yang dijaga perusahaan, namun demikian yang utama adalah menjaga keberlanjutan bisnis dan membangun bisnis yang kuat.
"Pada 2023 merupakan [periode] penajaman [strategi yang sudah dijalankan] dengan mengoptimalkan identitas sebagai wholesale, kami juga memiliki based ritel yang besar," kata Darmawan dalam paparan kinerja Bank Mandiri 2022 pada Selasa (31/1/2023).
Menurutnya dalam 2 tahun terakhir, Bank Mandiri membangun fundamental bisnis yang solid. Langkah itu dengan menjaga pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA), menjaga LDR dengan optimal, menjaga kualitas aset yang terjaga, menjaga return on equity yang tinggi, serta juga mengembangkan inisiatif digital yang memperkuat bisnis.
Menurutnya, Bank Mandiri akan menjalankan guidance pertumbuhan yang ada dalam rentang 10 persen sampai dengan 12 persen. Darmawan juga menegaskan pihaknya akan menjaga net interest margin (NIM) dalam rentang 5,3 persen sampai dengan 5,6 persen.
Sinyal Aksi Korporasi Bank Mandiri (BMRI)
Sedangkan saat ditanya mengenai aksi korporasi yang akan dilakukan pada 2023, baik pemecahan nilai saham (stock split), pertumbuhan anorganik melalui merger & akuisisi, maupun sinergi konglomerasi, Darmawan menyebutkan menyebutkan terus dilakukan perusahaan secara proaktif.
Baca Juga
Menurut bankir senior ini, aksi korporasi akan sangat bergantung dengan timing dan valuasi. Meski demikian, aksi korporasi ini akan disampaikan secara terbuka setelah tuntas.
"Secara konkret belum bisa kami sampaikan ke publik. Kalau sudah positif akan kami sampaikan di keterbukaan informasi," katanya.
Dalam paparan kinerjanya hari ini, (31/1/2023), Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mengumumkan membukukan laba Rp41,2 triliun sepanjang tahun lalu. Laba Bank Mandiri ini melonjak 46,9 persen secara tahunan.
"Pendapatan bunga bersih sebesar Rp87,9 triliun atau tumbuh 20,3 persen," ulas Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi secara daring, Selasa (31/1/2023).
Menurutnya, saat laba melonjak, rasio kredit macet alias Non performing loan perusahaan juga berhasil ditekan 81 poin menjadi 1,92 persen.
Saat yang sama dana murah Bank Mandiri naik menjadi Rp1.491 triliun atau naik 15,5 persen. Dengan capaian ini, maka aset Bank Mandiri mencapai Rp1.993 triliun atau juga naik 15,5 persen secara tahunan.