Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini stabilitas rupiah akan terus menguat ke depan. Keyakinan itu berlandaskan pada 5 faktor fundamental yang dimiliki Indonesia.
Faktor pertama adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai cukup baik, meski ada revisi ke bawah dari Dana Moneter Internasional (IMF).
"Dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi global dan sejumlah negara emerging market, Indonesia termasuk yang cukup tinggi yakni 4,9 persen, lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan China yang bahkan 4,5 persen," ujarnya, Selasa (31/1/2023).
Faktor kedua adalah inflasi yang terkendali. Perry menyatakan inflasi inti dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di bawah 4 persen pada semester I/2023.
Selain itu, bank sentral memproyeksikan inflasi IHK berada di level 3,5 persen pada akhir 2023. Perkiraan itu cukup kontras dengan inflasi dunia yang pada akhir tahun ini diperkirakan mencapai 5 persen.
Faktor ketiga adalah transaksi berjalan yang sepanjang tahun lalu mencapai surplus tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Menurutnya, tren positif itu akan terus berlanjut pada tahun ini.
Baca Juga
Keempat adalah imbal hasil yang menarik. Perry mengatakan yield Surat Berharga Negara (SBN) dibandingkan dengan yield US Treasury ataupun lainnya, cenderung memberikan imbal hasil yang menarik.
"Kami sampaikan bahwa year-to-date [ytd] sudah terjadi inflow yang relatif tinggi yakni Rp5,8 triliun," tuturnya.
Faktor terakhir adalah komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mengarahkan sesuai dengan fundamentalnya. Hal ini dalam upaya mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi Tanah Air.