Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didorong Pendapatan Komisi, Laba Sebelum Pajak Bank Muamalat 2022 Capai Rp52 Miliar

Pendapatan berbasis komisi Muamalat naik sebesar 95 persen yoy dari Rp560,5 miliar per 31 Desember 2021 menjadi Rp1,1 triliun pada akhir Desember 2022. 
Karyawati beraktivitas di depan kantor cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawati beraktivitas di depan kantor cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. mencatatkan pertumbuhan laba sebelum pajak (profit before tax) sebesar 316 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) sepanjang 2022. 

Dalam laporan keuangan bank only (diaudit) tahun 2022, laba perseroan per 31 Desember 2022 tercatat senilai Rp52 miliar atau meningkat lebih dari tiga kali lipat dari posisi sebelumnya sebesar Rp12,5 miliar pada 31 Desember 2021. 

Peningkatan laba tersebut utamanya ditopang oleh kenaikan pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI) perseroan sebesar 95 persen yoy dari Rp560,5 miliar per 31 Desember 2021 menjadi Rp1,1 triliun pada akhir Desember 2022. 

Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Muamalat Hery Syafril menuturkan bahwa tahun ini pihaknya akan fokus bertransformasi untuk tumbuh sehat dengan profit yang berkelanjutan. 

“Tahun ini kami mengimplementasikan sejumlah rencana strategis. Pertama, optimalisasi dan penajaman potensi bisnis di segmen pembiayaan dan pendanaan, terutama segmen ritel. Kemudian kedua, penajaman strategi channel distribusi, baik jaringan fisik maupun jaringan digital. Serta ketiga, pengembangan organisasi dan sumber daya manusia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (20/2/2023). 

Sementara itu, aset Bank Muamalat per 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp61,4 triliun, tumbuh 4,2 persen yoy dari Rp58,9 triliun per 31 Desember 2021. Lebih lanjut, kualitas aset perseroan terjaga dengan baik. Terlihat dari rasio nonperforming financing (NPF) nett sebesar 0,86 persen.

Adapun, himpunan dana pihak ketiga (DPK) hingga Desember 2022 tercatat Rp46,14 triliun. 

Sejalan dengan pertumbuhan pada sisi bottom line, Bank Muamalat tercatat telah menekan beban operasional. Hal tersebut tercermin dari turunnya rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dari 99,30 persen menjadi 96,62 persen per 31 Desember 2022. 

Di samping itu, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perseroan meningkat sebesar 8,94 persen (yoy) dari 23,76 persen pada 31 Desember 2021 menjadi 32,7 persen pada Desember 2022. Peningkatan tersebut disebabkan oleh realisasi penambahan modal tier-2 sebesar Rp2 triliun. 

Dengan demikian, total modal Bank Muamalat per 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp6,97 triliun atau meningkat sebesar 34,4 persen dari periode sebelumnya yang sebesar Rp5,19 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper