Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BCA Syariah mencetak laba Rp117,58 miliar pada 2022, meningkat 33,50 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan raihan laba pada 2021 sebesar Rp87,42 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba ditopang sejumlah faktor, salah satunya pendapatan dari penyaluran dana yang naik 12,15 persen yoy menjadi Rp749,68 miliar. Hal tersebut seiring penyusutan bagi hasil untuk pemilik dana investasi 13,24 persen yoy jadi Rp161,35 miliar.
Alhasil, pendapatan setelah distribusi bagi hasil di BCA Syariah naik 21,94 persen yoy menjadi Rp588,32 miliar pada 2022.
Selain itu, pendapatan berbasis komisi atau fee based income BCA Syariah naik 10,92 persen yoy menjadi Rp30,46 miliar pada 2022.
Selanjutnya, rasio profitabilitas BCA Syariah juga membaik. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) naik 99 basis poin (bps) menjadi 4,14 persen pada 2022. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) naik 21 bps jadi 1,33 persen. Net operating margin (NOM) di BCA Syariah juga naik 15 bps jadi 1,37 persen.
Dalam hal intermediasi, BCA Syariah telah menyalurkan total pembiayaan sebesar Rp7,6 triliun pada 2022, tumbuh 21,3 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,2 triliun.
Baca Juga
Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh perseroan pada 2022 banyak menyasar sektor berkelanjutan. Tercatat, sekitar Rp2,6 triliun pembiayaan disalurkan kepada 6 sektor kegiatan usaha berkelanjutan, tumbuh sekitar 29,8 persen yoy.
Penyaluran pembiayaan ini mencapai 34,2 persen dari total keseluruhan pembiayaan BCA Syariah.
Kemudian, BCA Syariah juga banyak menyalurkan pembiayaan kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang porsinya mencapai 22,8 persen dari total pembiayaan pada 2022 atau sebesar Rp1,7 triliun, tumbuh 21,6 persen yoy.
"Pembiayaan berkelanjutan dan UMKM ini ada kaitannya dengan upaya kami mendorong literasi serta inklusi keuangan syariah di Indonesia. Ini karena tren pangsa pasar bank syariah masih relatif masih kecil," katanya dalam acara webinar yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa waktu lalu.
Pesatnya pertumbuhan pembiayaan dari BCA Syariah sendiri mendorong pertumbuhan aset. BCA Syariah mencatatkan aset Rp12,7 triliun pada 2022, naik 19,1 persen yoy.
Pertumbuhan pembiayaan BCA Syariah juga diimbangi dengan penjagaan rasio pembiayaan macet atau nonperforming financing (NPF). Tercatat, pada akhir 2022, NPF gross BCA Syariah di level 1,42 persen, sementara NPL nett di level 0,01 persen.
Dari sisi pendanaan, BCA Syariah berhasil memperoleh dana pihak ketiga (DPK) Rp9,5 trilliun pada 2022, naik 23,5 persen yoy dibandingkan perolehan DPK pada 2021 sebesar Rp7,7 triliun.