Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance menyampaikan pihaknya telah menyiapkan dana untuk pembayaran pokok Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri D.
Head of Corporate Secretary Regulatory Adira Finance Andreas Kurniawan menyampaikan bahwa obligasi berkelanjutan dengan jumlah pokok sebesar Rp162 miliar yang diterbitkan perusahaan akan jatuh tempo pada 21 Maret 2023.
“Perusahaan telah menyediakan dana untuk pembayaran pokok obligasi tersebut beserta bunga yang diperkirakan sebesar Rp3.037.500.000 [Rp3,03 miliar] kepada pemegang obligasi yang akan jatuh tempo tersebut dengan menggunakan kas internal,” kata Andreas dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (23/2/2023).
Andreas menuturkan bahwa pembayaran pokok Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri D tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap emiten bersandi saham ADMF, sebab perusahaan telah menyediakan dana untuk kebutuhan tersebut di atas hingga 31 Januari 2023.
“Posisi kas dan setara kas Adira Finance adalah sejumlah Rp928.515.101.683 [Rp928,51 miliar] dan perusahaan telah menyediakan dana untuk kebutuhan tersebut di atas di dalam rekening perusahaan,” terangnya.
Dari sisi kinerja, sepanjang 2022, Adira Finance membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp1,6 triliun. Laba tersebut tumbuh 32,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,21 triliun.
Baca Juga
Presiden Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila menyampaikan bahwa pertumbuhan laba perusahaan disebabkan penurunan pada biaya bunga dan biaya kredit di sepanjang tahun 2022.
“Beban bunga tercatat turun sebesar 34 persen menjadi Rp729 miliar dampak adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya pendanaan,” kata Made belum lama ini.
Sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi dan bisnis, Made menuturkan bahwa biaya kredit perusahaan tercatat menurun sebesar 35 persen yoy menjadi Rp907 miliar. Alhasil, rasio return-on-asset (ROA) dan return on equity (ROE) yang dimiliki Adira Finance masing-masing menjadi 8,6 persen dan 17,4 persen di tahun 2022.
Adapun, Adira Finance mencatat total pinjaman perusahaan pada Desember 2022 turun 4 persen menjadi Rp10,5 triliun, terdiri dari pinjaman bank baik dalam negeri dan luar negeri dan obligasi, dan sukuk masing-masing memberikan kontribusi 48 persen : 52 persen.
“Hasilnya, gearing ratio turun menjadi 1,0 kali di tahun 2022 dari sebelumnya 1,2 kali di 2021, yang didukung dari pertumbuhan jumlah ekuitas dari meningkatnya saldo laba,” tutupnya.