Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih 2022 Turun jadi Rp417 Miliar, Begini Penjelasan BUMN SMF

Banjir likuiditas perbankan telah membuat penyaluran pinjaman Sarana Multigriya Finansial (SMF) turut melambat sehingga menggerus laba.
Warga melintas di depan logo PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) di Jakarta, Selasa (2/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga melintas di depan logo PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) di Jakarta, Selasa (2/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) menyebut penurunan laba 2022 sebagai imbas likuiditas perbankan yang berdampak kinerja penyaluran pinjaman oleh perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan hari ini, (23/2/2023) tercatat SMF mencatatkan laba bersih Rp417 miliar pada 2022. Angka tersebut turun 9,1 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2021, perusahaan pelat merah tersebut memperoleh laba bersih Rp459 miliar.

Direktur Keuangan dan Operasional SMF Bonai Subiakto menjelaskan bahwa penurunan laba disebabkan oleh kondisi likuiditas perbankan sepanjang 2022 berlebih. Banjir likuiditas ini turut memberikan imbas pada sektor pembiayaan sekunder perumahan. 

“Sehingga berpengaruh terhadap kinerja penyaluran pinjaman Perseroan serta penurunan laba pada 2022,” kata Bonai kepada Bisnis, Kamis (23/2/2023). 

Kendati demikian, Bonai menambahkan dalam kondisi semacam itu perseroan tetap berupaya mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai fiscal tools Pemerintah dalam mendorong bangkitnya industri perumahan baik dari sisi supply maupun demand.

Bonai menyebutkan SMF konsisten dalam menjalankan perannya sebagai fiscal tools Pemerintah dalam meringankan beban fiskal Pemerintah dengan membiayai porsi 25 persen pendanaan Kredit Pembiayaan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sejak 2018. Adapun Pemerintah hanya menyediakan 75 persen dari total pendanaan FLPP dari semula yang sebesar 90 persen. 

Dalam pelaksanaanya, lanjut Bonai, Perseroan bersinergi dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dalam menyediakan dana KPR FLPP yang kemudian disalurkan kepada masyarakat melalui Bank Penyalur. 

Dia menambahkan SMF juga menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Pemerintah, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menjalankan program tersebut. 

“PMN yang diterima tersebut kemudian dikombinasikan dengan kegiatan usaha Perseroan sehingga memiliki daya ungkit [leverage] untuk disalurkan kepada lebih banyak masyarakat yang membutuhkan,” tutur Bonai. 

Dia juga menyebutkan SMF telah menyalurkan dana KPR FLPP sebanyak Rp15,035 triliun sejak Agustus 2018-31 Desember 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper