Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Gembira! Gubernur BI Tegaskan Suku Bunga Acuan Tak Perlu Naik

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan suku bunga acuan tak perlu naik lagi. Apa alasannya?
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo kembali menegaskan bahwa suku bunga acuan tidak perlu naik lagi. 

Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan sebesar 225 basis poin sejak Agustus 2022 telah memadai untuk menurunkan tingkat inflasi hingga akhir tahun. Perry mengatakan bahwa stance kebijakan BI konsisten diarahkan untuk mengendalikan laju inflasi di dalam negeri.

“Sehingga kenapa kami memutuskan mengatakan [kenaikan suku bunga] memadai, adalah karena pertimbangan untuk memastikan tingkat inflasi kembali ke target,” katanya di acara CNBC Economic Outlook 2023, Selasa (28/2/2023).

Dia memperkirakan inflasi inti akan tetap terjaga di bawah 4 persen pada semester pertama 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan kembali ke tingkat di bawah 4 persen pada semester kedua 2023.

“Sehingga tidak diperlukan lagi kenaikan suku bunga karena inflasi akan kembali ke target dan ini sebagai bagian dari mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Perry.

Sebagaimana diketahui, BI pada Rapat Dewan Gubernur Februari 2023 memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 5,75 persen.

Perry mengatakan, keputusan tersebut tetap  konsisten dengan stance kebijakan moneter yang preemptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.

Adapun, pada Januari 2023, laju inflasi tercatat terus berlanjut turun menjadi sebesar 0,34 persen secara bulanan atau 5,28 persen secara tahunan.

Penurunan inflasi pada periode ini didorong oleh inflasi inti dan administered prices yang melandai serta inflasi bahan pangan bergejolak (volatile food) yang terjaga. 

Perkembangan ini pun menurut BI sebagai dampak positif dari kebijakan moneter bank sentral yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam mengendalikan inflasi dengan didukung pengendalian inflasi volatile food melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper