Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Panin Tbk. (PNBN) membukukan laba bersih setelah pajak konsolidasi sebesar Rp3,27 triliun, tumbuh 80,14 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo mengatakan pertumbuhan laba bersih pada 2022 disebabkan penurunan beban operasional selain bunga, sejalan dengan semakin baiknya kualitas kredit yang diberikan perseroan.
Bank Panin memang mencatatkan penyusutan biaya cadangan penurunan nilai dari Rp5,25 triliun pada 2021 menjadi Rp3,08 triliun pada 2022.
Sementara itu, Bank Panin juga mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) 4,05 persen yoy menjadi Rp10 triliun pada 2022.
Lalu, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) Bank Panin juga tumbuh 43 basis poin (bps) yoy ke level 5,53 persen pada 2022.
Dari sisi intermediasi, Bank Panin telah menyalurkan kredit sebesar Rp136,99 triliun, naik 9,7 persen yoy pada 2022. Pertumbuhan kredit ini terutama disokong oleh segmen komersial dan kredit pemilikan rumah (KPR). Bank Panin mencatatkan pertumbuhan penyaluran KPR 22,6 persen yoy menjadi Rp20,24 triliun pada 2022.
Baca Juga
Pertumbuhan kredit Bank Panin membuat asetnya naik 3,89 persen yoy menjadi Rp212,43 triliun. Bank Panin juga berhasil menjaga kualitas asetnya, terlihat dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross yang turun tipis ke level 3,53 persen pada 2022 dari posisi tahun sebelumnya sebesar 3,54 persen.
Kemudian, NPL net Bank Panin juga turun menjadi 0,92 persen pada 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya di level 0,95 persen.
Dari sisi pendanaan, Bank Panin memperoleh dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp141,84 triliun, naik 5,8 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) berupa giro dan tabungan Bank Panin meningkat 5 persen menjadi Rp63,5 triliun. Porsi CASA di Bank Panin pun kini mencapai 44,77 persen.