Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) atau Mandala Finance membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp658,51 miliar pada kuartal IV/2022. Laba tersebut tumbuh 35,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp485,25 miliar.
Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan melalui keterbukaan informasi pada Jumat (10/3/2023), laba milik emiten bersandi saham MFIN itu berasal dari jumlah pendapatan yang tumbuh 24,54 persen yoy.
Secara rinci, jumlah pendapatan MFIN merangkak naik dari Rp1,78 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp2,21 triliun pada Desember 2022. Kenaikan tersebut salah satunya ditopang oleh pos pembiayaan konsumen bersih yang naik 22,37 persen yoy menjadi Rp2,12 triliun.
Di samping itu, pertumbuhan juga pada jumlah aset yang mencapai Rp6,56 triliun. Dengan demikian, jumlah aset MFIN naik 22,88 persen yoy dari semula bernilai Rp5,34 triliun.
Sekretaris Perusahaan Mandala Finance Mahrus menjelaskan bahwa kenaikan jumlah aset perusahaan sebagian besar disebabkan kenaikan pada kas dan setara 140,98 persen dan kenaikan piutang pembiayaan konsumen 6,82 persen.
“Jumlah kas dan setara kas seperti ini, perseroan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo, sedangkan kenaikan aset produktif berupa piutang pembiayaan konsumen berdampak positif pada kinerja perseroan,” kata Mahrus dalam keterbukaan informasi, Jumat (10/3/2023).
Baca Juga
Selain itu, Mahrus menuturkan bahwa MFIN mencatatkan kenaikan jumlah liabilitas sebesar 29,05 persen yoy menjadi Rp3,33 triliun yang sebagian besar disebabkan kenaikan pada jumlah pinjaman 115,37 persen.
“Kenaikan pinjaman in sejalan dengan meningkatnya jumlah piutang pembiayaan konsumen dan meningkatnya kas dan setara kas,” jelasnya.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat akumulasi laba bersih dari 153 pemain multifinance per Desember 2022 mencapai Rp20,36 triliun, tercatat naik hingga 33,17 persen yoy.
Sebagai perbandingan, akumulasi laba bersih tahunan industri multifinance pada tutup buku periode 2019 mencapai Rp18,13 triliun, sementara pada era pandemi Covid-19 alias periode 2020 hanya Rp7,02 triliun.