Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI menargetkan dapat mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit 10 persen pada 2023. Perseroan pun menyiapkan sejumlah strategi.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan salah satu strategi perseroan dalam mendongkrak kredit adalah diversifikasi penyaluran ke berbagai sektor.
"Sementara, fokus kami adalah lakukan ekspansi ke top tier klien beserta value chain yang menyertainya," katanya dalam konferensi pers rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BNI pada Rabu (15/3/2023).
Selain itu, perseroan menjaga kualitas aset di tengah ekspansi kredit. BNI memproyeksikan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) tetap membaik di bawah 2,5 persen.
Berdasarkan laporan keuangannya, NPL gross BNI per 31 Desember 2022 ada pada level 2,8 persen, turun 90 basis poin (bps) dibandingkan NPL gross tahun sebelumnya di level 3,7 persen.
Novita mengatakan hingga Januari 2023, perseroan bisa menjaga pertumbuhan penyaluran kredit 10 persen.
Baca Juga
"Tren ini diproyeksi sustain hingga akhir 2023," katanya.
Optimisme BNI ini menurutnya didasari oleh proyeksi ekonomi Indonesia yang tumbuh 5 persen pada 2023. "Indonesia juga relatif resilien dibandingkan negara lain," ujar Novita.
Sebelumnya, Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo juga mengatakan BNI optimis kredit perbankan tetap ekspansif pada tahun ini.
"Kredit perbankan diproyeksikan akan tumbuh 10-12 persen," kata Okki.
Bank berkode emiten BBNI ini sendiri telah mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit 10,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp646,19 triliun pada 2022. Capaian kredit BNI terdorong oleh segmen korporasi blue chip atau perusahaan dengan kaputalisasi pasar di atas Rp40 triliun.
Kredit kepada segmen korporasi blue chip telah tumbuh 28,9 persen yoy pada 2022 menjadi Rp232,7 triliun.