Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Leasing Lo Kheng Hong (CFIN) hingga Adira Finance (ADMF) Ungkap Sederet Tantangan pada 2023

Stok kendaraan hingga ketidakstian ekonomi global menyelimuti kinerja perusahaan multifinance pada tahun ini
Pengunjung mengamati mobil dalam pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/2/2023). /Bisnis-Himawan L Nugraha
Pengunjung mengamati mobil dalam pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/2/2023). /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pemain di industri pembiayaan (leasing) sepakat bahwa ketidakpastian ekonomi global menjadi tantangan yang masih dihadapi sepanjang 2023.

Emiten pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance memandang industri pembiayaan masih diselimuti banyak tantangan, baik secara internal maupun eksternal di tahun ini, terutama terkait dengan perkembangan ekonomi dan politik, baik di luar maupun dalam negeri.

Direktur Kepala Layanan Penjualan & Distribusi Adira Finance Niko Kurniawan menilai menukiknya inflasi hingga BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau BI-rate masih menjadi tantangan tersendiri di industri pembiayaan. Menurutnya, sederet tantangan tersebut nantinya akan berpengaruh pada daya beli masyarakat.

“Tantangan di tahun 2023 antara lain pertumbuhan ekonomi Indonesia yang moderat, inflasi, dan BI rate yang cukup tinggi, harga komoditas yang sudah melandai yang akan berpengaruh pada daya beli masyarakat,” kata Niko kepada Bisnis, Selasa (28/3/2023).

Di samping itu, imbuh Niko, faktor ketersediaan berbagai stok kendaraan yang terbatas juga menjadi kendala bagi industri pembiayaan di tahun ini.

Meski dihujani tantangan, emiten bersandi saham ADMF itu memproyeksikan kinerja akan membaik di tahun ini. “Proyeksinya [kinerja di tahun 2023] akan baik, melihat kinerja di Januari dan Februari ini,” ujarnya.

Setali tiga uang, Direktur Utama PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) Harjanto Tjitohardjojo menyebut bahwa tantangan bagi industri pembiayaan di tahun ini lebih cenderung pada situasi ekonomi yang berimbas pada minat beli masyarakat.

“Tantangannya lebih ke situasi ekonomi yang berdampak pada daya beli, persaingan pasar, dan kenaikan suku bunga bank,” ungkap Harjanto kepada Bisnis.

Adapun, Presiden Direktur PT BCA Finance Roni Haslim mengatakan perusahaan tengah menghadapi tantangan yang cukup banyak, seperti pengelolaan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) hingga kompetisi yang ketat di industri pembiayaan.

Namun demikian, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) itu telah menyiapkan beragam penawaran bunga dan uang muka (down payment/DP) sebagai racikan strategi dalam mencapai target pembiayaan baru senilai Rp37 triliun pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper