Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masyarakat Indonesia Lebih Paham soal Tabungan daripada Asuransi hingga Investasi

Akan tetapi belum seluruh masyarakat yang memiliki rekening tabungan memahami literasi penggunaan.
Ilustrasi simpanan di bank. /Freepik
Ilustrasi simpanan di bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Kepemilikan tabungan tercatat sebagai aspek tertinggi dalam inklusi keuangan masyarakat Indonesia. Namun, secara umum, kedalaman inklusi keuangan di Tanah Air masih rendah.

Hal itu tercantum dalam temuan BRI Research Institute mengenai Inklusi, Indeks Literasi, dan Indeks Kedalaman Inklusi Keuangan Indonesia Tahun 2022. Laporan itu disampaikan pada Maret 2023.

Terdapat lima aspek indeks literasi keuangan yang dikaji oleh BRI Research Institute. Dari kelima itu, kepemilikan tabungan menjadi yang tertinggi, dengan skor indeks 43,1.

Meskipun begitu, penggunaan tabungan yang menempati peringkat kedua mencatatkan skor indeks 22,7. Artinya, belum seluruh masyarakat dengan rekening tabungan memiliki literasi penggunaan.

Di peringkat ketiga terdapat asuransi dan dana pensiun, dengan skor indeks 20,8. Lalu, di peringkat keempat terdapat pinjaman dengan skor indeks 11,7, dan kelima terdapat investasi dengan skor indeks 4,1.

"Indeks kedalaman inklusi keuangan secara umum masih rendah, yaitu di level 23,8," dikutip dari laporan BRI Research Institute pada Selasa (28/3/2023).

Adapun survei BRI Research Institute juga menunjukkan bahwa inklusi keuangan di daerah pedesaan berdasarkan penggunaan produk/layanan mencapai 79,4 persen, lebih rendah dibandingkan di daerah perkotaan 88,2 persen.

Sementara, daerah dengan inklusi keuangan tertinggi ada di DKI Jakarta yakni 97 persen, diikuti Bali 93 persen, Sumatera Barat 91 persen, Riau, dan Kalimantan Timur masing-masing 90 persen. Inklusi keuangan terendah ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan inklusi keuangan mencapai 63 persen. Di atas Nusa Tenggara Timur ada Maluku Utara dan Papua dengan inklusi keuangan masing-masing 68 persen.

BRI Research Institute menjelaskan bahwa program jaminan kesehatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan turut menjadi bagian dari perhitungan indeks literasi keuangan asuransi dan dana pensiun, sehingga turut mendorong nilai skornya.

Hingga 31 Januari 2023, jumlah peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN) BPJS Kesehatan mencapai 249,6 juta orang. Jumlahnya mencakup sekitar 90 persen total penduduk Indonesia, sehingga wajar apabila sangat memengaruhi literasi terkait asuransi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper