Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Umumkan Suku Bunga Acuan Hari Ini, Simak Proyeksinya

Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75 persen dalam RDG hari ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan April yang berakhir hari ini, Selasa (18/4/2023).

Seluruh 30 ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada 5,75 persen. Ini adalah pertama kalinya jajak seluruh ekonom dalam survei memberikan proyeksi yang sama sejak Februari 2023.

Para ekonom menilai BI dipandang masih memiliki ruang untuk mempertahankan suku bunga karena semakin banyak bank-bank sentral di dunia yang menahan laju pengetatan.

Selain itu, inflasi yang berada di jalur perlambatan yang berkelanjutan dan rupiah yang telah menguat lebih dari 5 persen terhadap dolar AS turut memberikan dorongan tambahan bagi bank sentral.

Ekonom ANZ bank Krystal Tan mengatakan hanya ada sedikit tekanan yang tersisa bagi BI untuk melakukan pengetatan, termasuk dari sisi eksternal dengan meredanya sikap hawkish The Fed.

“Tidak ada urgensi untuk pelonggaran kebijakan moneter, dengan likuiditas sektor perbankan yang cukup, pertumbuhan kredit yang masih kuat, dan sentimen konsumen yang bertahan dengan baik," ungkap Tan seperti dilansir Bloomberg, Selasa (18/4/2023).

Senada, kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan BI akan kembali mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen dikarenakan ekspektasi inflasi cenderung menurun.

Selain itu, nilai tukar rupiah pada April 2023 cenderung terapresiasi di tengah volatilitas global yang masih tinggi.

“Suku bunga saat ini masih konsisten untuk memastikan tren penurunan ekspektasi inflasi serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang mendukung momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya kepada Bisnis, Senin (17/4/2023).

Josua mengatakan, kondisi eksternal Indonesia juga masih cukup kuat, tercermin dari neraca perdagangan yang surplus sehingga berimplikasi pada potensi surplus neraca transaksi berjalan yang akan mendukung fundamental nilai tukar rupiah.

Adapun pada RDG Maret 2023, BI kala itu memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 5,75 persen. Keputusan tersebut mempertimbangkan perkiraan ekspektasi inflasi dan inflasi yang akan terus melanjutkan tren penurunan.

BI menilai, tingkat suku bunga acuan di 5,75 persen telah memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 2-4 persen pada semester I/2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke sasaran 2-4 persen pada semester II/2023.

Di sisi lain, Josua menilai, The Fed yang berpeluang kembali menaikkan suku bunga acuannya pada rapat FOMC Mei mendatang masih akan menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia.

Namun demikian, faktor fundamental ekonomi Indonesia yang solid serta ekspektasi inflasi dan stabilitas rupiah yang terjaga menurunya akan tetap mendukung terciptanya stabilitas perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper