Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) membukukan laba bersih tumbuh 491 persen pada kuartal I/2023 mencapai Rp34,43 miliar.
Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian menyatakan kondisi permodalan perseroan yang memadai mampu mendorong pertumbuhan perseroan dalam mendulang profit.
"Pemenuhan modal inti minimal Rp 3.1 triliun pada Desember 2022 terbukti telah memperkuat fondasi Amar Bank dalam meningkatkan pertumbuhan dan menyediakan solusi keuangan digital yang inovatif di tahun 2023," jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/4/2023).
Vishal menambahkan peningkatan laba yang signifikan di kuartal pertama tersebut merupakan langkah positif bagi Amar Bank untuk mempertahankan momentum profitabilitas yang lebih kuat dan memberikan dampak sosial yang positif kepada masyarakat, terutama bagi segmen unbanked dan underbanked.
Sementara dari sisi intermediasi, hingga kuartal I/2023 Bank Amar telah menyalurkan kredit sebesar Rp2,4 triliun atau tumbuh 6,16 persen dibandingkan dengan posisi pada 31 Desember 2022 (quarter on quarter/QoQ).
Pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja Tunaiku, platform pinjaman digital unggulan dari Amar Bank, yang memberikan kontribusi sebesar 71,55 persen dari total penyaluran kredit atau setara dengan Rp1,72 triliun dari total kredit.
Baca Juga
Dari sisi pendanaan, Bank Amar mencatatkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 20,7 persen secara QoQ menjadi Rp208 miliar.
Senior Vice President Finance Amar Bank David Wirawan menuturkan, bank telah kembali bangkit dan berhasil meraih laba sebesar Rp34.43 miliar selama kuartal pertama tahun 2023. Pencapaian ini didukung oleh penurunan rasio BOPO yang signifikan sebesar 25,84 persen. Selain itu, Amar Bank terus menjaga efektivitas pengelolaan kualitas aset dengan menerapkan prosedur penilaian risiko dengan hati-hati.
Alhasil, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bank sebesar 1,84 persen pada kuartal pertama 2023, jauh di bawah ketentuan regulator sebesar 5 persen.
Untuk diketahui, Bank Amar berhasil mengembalikan untung setelah sebelumnya membukukan rugi mencapai Rp155,38 miliar sepanjang 2022. Posisi tersebut berbanding terbalik dengan posisi laba pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4,11 miliar.
Mengacu pada laporan keuangan yang dibagikan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan kinerja pada bottom line Bank Amar tersebut salah satunya didorong oleh menebalnya beban kerugian penurunan nilai.
Hingga akhir kuartal IV/2022, beban kerugian penurunan nilai tercatat meroket 110 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp631,74 miliar dari posisi pada periode sebelumnya yakni Rp300,96 miliar.