Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) membukukan rugi mencapai Rp155,38 miliar sepanjang 2022. Posisi tersebut berbanding terbalik dengan posisi laba pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4,11 miliar.
Mengacu pada laporan keuangan yang dibagikan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan kinerja pada bottom line Bank Amar tersebut salah satunya didorong oleh menebalnya beban kerugian penurunan nilai.
Hingga akhir kuartal IV/2022, beban kerugian penurunan nilai tercatat meroket 110 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp631,74 miliar dari posisi pada periode sebelumnya yakni Rp300,96 miliar.
Di samping itu, total beban operasional lainnya juga tercatat mengalami peningkatan menjadi Rp491,99 miliar atau meningkat 31 persen dari Rp376,45 miliar pada 2021.
Akan tetapi dari sisi top line, pendapatan bunga justru tercatat mengalami perbaikan. Pendapatan bunga naik menjadi Rp774,7 miliar dari Rp702,23 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Di samping itu, posisi beban bunga turun 46 persen menjadi Rp118,99 miliar dari Rp220 miliar.
Baca Juga
Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) perseroan mengalami penghijauan meroket 36 persen dari posisi sebelumnya yakni Rp482,22 miliar menjadi Rp655,7 miliar.
Sementara itu, total ekuitas perseroan tercatat meningkat menjadi Rp3,17 triliun dari posisi pada 2021 yakni Rp1,06 triliun. Sedangkan, total liabilitas turun dari Rp4,13 triliun menjadi Rp1,32 triliun.
Dari sisi kredit, Bank Amar telah menyalurkan sebanyak Rp2,25 triliun sepanjang 2022 atau turun tipis 6 persen dari Rp2,4 triliun pada 2021.
Penyaluran kredit utamanya disalurkan pada kredit modal kerja pada pihak ketiga dengan portofolio kredit mencapai Rp1,66 triliun, kemudaian kredit konsumsi sebanyak Rp576 miliar dan kredit investasi sebesar Rp11,32 miliar.
Dalam laporan tersebut, manajemen AMAR juga menjelaskan bahwa jumlah kredit tersebut juga mencakup pinjaman tanpa agunan, yakni Tunaiku.
"Pinjaman Tunaiku pada tanggal-tanggal 31 Desember 2022 dan 2021 adalah masing-masing sebesar Rp1.68 triliun dan Rp2,05 triliun," jelas manajemen Bank Amar, dikutip Minggu (16/4/2023).
Adapun dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara gross pada Desember 2022 sebesar 6,09 persen dari 6,58 persen pada 2021. Sedangkan, NPL net tercatat sebesar 1,67 persen per Desember 2022 dari 1,69 per Desember 2021.
Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) bank per Desember 2022 sebesar Rp1 triliun angka tersebut ambles 68 persen dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp3,17 triliun.
Penurunan tersebut didorong oleh himpunan giro yang susut menjadi Rp27,62 miliar pada 2022 dari Rp1,04 triliun pada 2021. Kemudian, deposito AMAR sepanjang 2022 juga susut menjadi Rp829,91 miliar dari Rp2,03 triliun pada 2021.
Adapun, himpunan tabungan menjadi satu-satunya yang tumbuh sebesar 59 persen menjadi Rp148,76 miliar sepanjang 2022 dari Rp93,33 miliar pada 2021.