Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sepakat soal dedolarisasi
Indonesia saat ini telah menggagas diversifikasi penggunaan mata uang dengan mekanisme local currency transaction (LCT).
Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Apindo Ajib Hamdani mengemukakan bahwa kebijakan dedolarisasi yang muncul dengan negara mitra dagang, paling tidak akan memberikan tiga dampak positif terhadap ekonomi Indonesia.
“Pertama adalah efisiensi. Ketika terjadi transaksi dagang antara dua negara, maka transaksi bisa langsung menggunakan mata uang bersangkutan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (24/4/2023).
Kedua, adalah relatif terhindarnya dari ancaman global finacial crisis, karena banyaknya diversifikasi mata uang yang dilakukan dalam transaksi internasional.
Ketiga adalah keuntungan dalam neraca pembayaran dan kesehatan fiskal Indonesia, ketika dolar AS menjadi lebih terdepresiasi dan stabil.
Baca Juga
Sebagai informasi, dedolarisasi adalah proses penggantian dolar AS sebagai mata uang yang digunakan untuk perdagangan dan/atau komoditas lainnya.
Hal ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah yang akan mendongkrak nilai tukar mata uang lokal terhadap dolar AS.
Indonesia sendiri telah melakukan kerja sama LCT dengan Thailand, Malaysia, Jepang, dan China. Dalam waktu dekat pun Indonesia akan menandatangani kerja sama LCT dengan Korea.
LCT dalam hal ini dilakukan melalui Asean payment connectivity untuk transaksi antarnegara, seperti yang sudah Indonesia lakukan menggunakan QRIS crossborder ataupun fast payment.
QRIS crossborder adalah sistem pembayaran kode QR yang dapat digunakan lintas negara.
Adapun menurut Ajib, Indonesia dapat menjadi lokomotif gerakan dedolarisasi melalui Keketuaan Asean.
Posisi strategis yang diemban oleh Indonesia menjadi kesempatan untuk membuat kesepakatan regional yang bisa memberikan keuntungan ekonomi untuk seluruh negara anggota Asean.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan Indonesia tidak melakukan dedolarisasi atau pembentukan mata uang baru menggantikan dolar AS, melainkan diversifikasi.
Perry menyampaikan bahwa dengan QRIS antarnegara, transaksi tidak perlu lagi mengkonversi atau menukarkan mata uang lagi saat berbelanja di negara yang dikunjunginya, cukup dengan memindai kode QR.
“Itu diversifikasi penggunaan mata uang ke arah lokal daripada penggunaan dolar, itu arahnya sama,” ujarnya seperti dikutip dalam YouTube Bank Indonesia, Selasa (18/4/2023).