Bisnis.com, JAKARTA - DBS sedang mempertimbangkan ekspansi ke Dubai, menjadikan pemberi pinjaman terbesar di Asia Tenggara sebagai perusahaan keuangan terbaru yang melakukan ekspansi di pusat bisnis Timur Tengah.
Chief Executive Officer (CEO) DBS Piyush Gupta dalam wawancara di Dubai FinTech Summit mengatakan bahwa ada peluang nyata di Dubai.
“Kami meninjau kembali tesis bahwa ada peluang nyata untuk melakukan lebih banyak hal di Dubai dan kawasan ini,” jelasnya mengutip dari pemberitaan Bloomberg pada Kamis (9/5/2023).
Berdasarkan dari pernyataan Gupta, diketahui Dubai muncul sebagai tujuan favorit bagi manajer investasi dan perusahaan keuangan, ditarik oleh kemudahan berbisnis, status bebas pajak, dan daya pikatnya sebagai penghubung untuk perjalanan global.
Gupta juga mengatakan bahwa tempat atau hub seperti Dubai dapat bertindak sebagai pemain netral di dunia multipolar, dengan kemampuan untuk menjadi perantara aliran perdagangan dari Barat dan Timur.
Kemudian di tempat lain, beberapa nama besar industri ekuitas swasta berekspansi di Timur Tengah untuk mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan investor ‘berkantong tebal’ dan mencari peluang kesepakatan.
Baca Juga
Di lain sisi, Gupta mengatakan bahwa bank sedang meninjau infrastrukturnya untuk meningkatkan kemampuan pemulihannya.
Hal tersebut diucapkan dalam komentar publik pertamanya, setelah gangguan terbaru pada layanan perbankan digital. Sebagai catatan, sejak 2021 DBS telah mengalami gangguan sebanyak tiga kali.
Pertama yakni pada 2021, bank mengalami salah satu gangguan digital terburuk dalam dekade terakhir. Kemudian Maret 2022, layanan perbankan digital DBS di Singapura mengalami gangguan sekitar 10 jam. Lebih dari sebulan kemudian, Bank mengatakan sistem digital kembali terganggu selama 45 menit.
Gupta kemudian menanggapi bahwa jika selalu menghukum orang yang berbuat salah, maka tidak akan bisa membangun budaya yang diinginkan.
“Saya sangat percaya pada fakta bahwa jika Anda mulai menghukum orang setiap kali terjadi kesalahan, Anda tidak akan pernah membangun budaya yang ingin Anda bangun,” Jelasnya, mengutip dari pemberitaan Bloomberg (9/5).
Bank juga menghadapi tantangan mengenai persyaratan modal yang lebih tinggi oleh Otoritas Moneter Singapura pada Jumat (5/8).