Bisnis.com, JAKARTA— CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatatkan pembiayaan kendaraan listrik Rp22,8 miliar pada kuartal I/2023. Angka tersebut tumbuh 3 kali lipat atau 199 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama yakni sebesar Rp7,6 miliar.
Meskipun porsinya masih kecil, Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan pihaknya tetap optimistis pembiayaan kendaraan listrik pada kuartal selanjutnya akan terus bertumbuh. Pihaknya juga memiliki strategi untuk mempertahankan pertumbuhan tersebut.
“Salah satunya dengan menerapkan suku bunga kurang lebih 100bps, lebih murah dari pembiayaan konvensional,” kata Ristiawan kepada Bisnis, Selasa (16/5/2023).
Selain itu juga, Ristiawan menambahkan bahwa pihaknya juga akan mempercepat proses pengajuan serta dokumen yang sederhana yang akan membuat pertumbuhan pembiayaan mobil ramah lingkungan dapat semakin meningkat.
Secara keseluruhan, CNAF mencatatkan pembiayaan baru yang terealisasi yakni Rp1,8 triliun pada kuartal I/2023. Pembiayaan yang paling mendominasi adalah pembiayaan mobil bekas dan fasilitas dana.
Adapun pembiayaan mobil bekas dan fasilitas dana pada Maret 2023 adalah sebesar 77 persen dari total pembiayaan, atau meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama yaitu hanya sebesar 69 persen.
CNAF menargetkan pertumbuhan aset kelolaan sebesar Rp10,4 triliun pada 2023. Ini 13 persen lebih besar dibandingkan nilai aset tahun sebelumnya yang mencapai Rp9,2 triliun.
Baca Juga : Ekonomi 2023 Menantang, CIMB Niaga Auto Finance Optimistis Permintaan Pembiayaan Mobil Melaju |
---|
Peningkatan aset tersebut salah satunya berasal dari pembiayaan baru, di mana target pada tahun ini sebesar Rp8,5 trilliun, angka ini meningkat 7,3 persen jika dibandingkan dengan pembiayaan baru pada 2022 yang mencapai Rp 7,9 trilliun.
Berdasarkan laporan keuangan CNAF di laman website resminya, perusahaan mencatatkan laba bersih sebanyak Rp329,84 miliar pada 2022. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yakni Rp243,9 miliar.
Jumlah pendapatan yakni mencapai Rp1,2 triliun atau meningkat dari Rp905 miliar pada 2021. Jumlah total aset mencapai Rp6,4 triliun atau naik dari tahun sebelumnya yakni Rp4,8 triliun. Jumlah liabilitas dan ekuitas masing-masing-masing yakni Rp4,6 triliun dan Rp1,7 triliun pada 2022.