Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan asuransi jiwa mengakui adanya penurunan yang terjadi pada produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked pada kuartal I/2023.
PT Asuransi BRI Life (BRI Life) misalnya, perusahaan asuransi jiwa pelat merah itu mencatat pemasaran oleh tenaga pemasar (agen) BRILife yang ditempatkan di kantor cabang BRI untuk porsi produk unit-linked hanya sekitar 20 persen pada kuartal I/2023. Adapun secara keseluruhan, porsi unit-linked BRI Life mencapai 10 persen pada kuartal I/2023.
Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan bahwa perusahaan telah melakukan registrasi produk unit-linked dengan menyesuaikan Peraturan OJK PAYDI Nomor 5/SEOJK.05/2022. Lebih lanjut, Iwan menuturkan bahwa sejak 14 Maret 2023, BRI Life sudah memasarkan produk baru unit-linked.
“Untuk pencapaian premi [produk unit-linked] memang jauh menurun dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu, karena di BRI Life kami memang fokus untuk memasarkan produk proteksi dan hanya memasarkan produk unit-linked untuk segmen tertentu,” kata Iwan kepada Bisnis, Senin (22/5/2023).
Iwan menjelaskan bahwa langkah tersebut dilakukan guna memastikan proses pemasaran produk unit-linked yang benar dan untuk memitigasi terjadinya mis-selling.
“Sejak tahun lalu kami memang fokus untuk memasarkan produk proteksi karena kebutuhan segmen pasar kami lebih banyak pada proteksi, sekalian memitigasi dampak mis-selling dan memitigasi proses pemasaran produk unit-linked yang sangat banyak dan panjang,” jelasnya.
Sementara itu, PT BNI Life Insurance atau BNI Life mencatat komposisi pendapatan premi BNI Life dari produk unit-linked sebesar 24 persen dan sisanya 76 persen dari produk tradisional pada kuartal I/2023.
Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan menyampaikan bahwa perusahaan juga telah melakukan registrasi dan telah mendapatkan izin dari OJK produk-produk PAYDI yang telah disesuaikan dengan SEOJK 05/2022.
“Kinerja unit-linked BNI Life pada kuartal I/2023 mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp315 miliar, atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu [year-on-year/yoy],” ungkapnya.
Lebih lanjut, BNI Life memproyeksikan pendapatan premi unit-linked tetap tumbuh pada tahun ini. Perusahaan akan melakukan upaya agar produk PAYDI tersebut mencapai target sesuai dengan rencana bisnis yang telah ditetapkan, yakni dengan fokus untuk menjual produk PAYDI eksisting yang menjadi unggulan dan telah disesuaikan SEOJK 05.
Di samping itu, BNI Life juga telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memacu produk unit-linked di tahun ini, yaitu dengan menjual produk asuransi unit-linked kepada nasabah baru membutuhkan strategi yang matang dan tepat sasaran.
Eben menjelaskan strategi yang perusahaan lakukan untuk penjualan produk unit-linked adalah dengan melakukan sosialisasi produk kepada tenaga pemasar, menjual produk kepada segmen nasabah yang tepat sasaran, serta beberapa perbaikan bisnis proses untuk memudahkan penjualan kepada nasabah.
“Kami melihat produk unit-linked masih diminati oleh nasabah, karena produk unit-linked memberikan dua manfaat sehingga produk ini sebagai alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan perlindungan jiwa sekaligus investasi dalam satu produk,” pungkasnya.
Sinarmas MSIG Life juga mencatatkan porsi produk unit-linked yang tergerus. Pada kuartal I/2022, porsi produk unit-linked mencapai 40 persen dan pada kuartal I/2023 menjadi 18 persen.
“Menurut saya, untuk sementara produk unit-linked, 1 hingga 2 tahun ke depan akan seperti itu [turun], karena secara proses penjualannya lebih panjang, secara premi ada penyesuaian karena terkait dengan nilai tunai harus mencukupi, sehingga premi harus dinaikkan,” ujar Presiden Direktur Sinarmas MSIG Life Wianto Chen.
Oleh karena itu, Wianto menilai bahwa produk unit-linked akan mengalami shifting agar menyesuaikan dengan SEOJK PAYDI.