Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peminjam Kakap Gagal Bayar Investree, dari Sektor Tekstil hingga Konstruksi

Melihat dari pengaduan kreditur (lender), profil peminjam Investree yang mengalami gagal bayar 90 hari berasal dari sektor tekstil dan garmen hingga konstruksi.
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi di acara Investree Conference (i-Con) 2022 Empowering the Grow7h of Creative Industry through Fintech & Digital Ecosystem” di Jakarta, Rabu (14/12/2022). JIBI/Rika Anggraeni.
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi di acara Investree Conference (i-Con) 2022 Empowering the Grow7h of Creative Industry through Fintech & Digital Ecosystem” di Jakarta, Rabu (14/12/2022). JIBI/Rika Anggraeni.

Bisnis.com, JAKARTA - Co-Founder & CEO PT Investree Radhika Jaya (Investree) Adrian Gunadi mengungkapkan profil peminjam (borrower) terbesar yang mengalami gagal bayar.

Adrian menyebutkan jika melihat dari pengaduan kreditur (lender), profil peminjam yang mengalami gagal bayar 90 hari berasal dari sektor tekstil dan garmen hingga konstruksi.

"Ini adalah top 5 borrower yang mengalami gagal bayar atau gagal pinjaman 90 hari berdasarkan pengaduan dari lender, di antaranya dari sektor tekstil dan garmen, transportasi dan logistik, minyak dan gas, penyediaan komputer, dan sektor konstruksi," kata Adrian dalam acara AFTECH X Investree Media Luncheon: Diskusi Industri Fintech Lending di Indonesia, Kamis (8/6/2023).

Adrian menambahkan, rerata pinjaman yang mengalami gagal bayar mencapai Rp5,55 miliar dengan rating pinjaman di level B sampai C- yang memiliki imbal hasil yang lebih tinggi. Serta, payor (pembayar) dari kontrak perjanjian yang berasal dari perusahaan swasta ternama, BUMN, perusahaan multi nasional, hingga APBN.

Untuk sektor yang bergerak di industri tekstil dan garmen misalnya, telah mengalami pinjam macet sejak Agustus 2022 dengan rata-rata pinjaman mencapai Rp955 juta dan rating pinjaman di level C.

Adrian menjelaskan bahwa alasan keterlambatan pada sektor tekstil dan garmen adalah imbas dari pandemi Covid-19 sehingga berdampak pada menurunnya penjualan sejak 2020.

“Kalau kita lihat, mereka adalah borrower-borrower yang memang sebenarnya sudah atau pernah kita danai bersama Investree, bahkan ada yang dari 2014, yang mana performanya mereka bagus,” ujarnya.

Adrian mengakui bahwa makro ekonomi dan kondisi di lapangan menyebabkan adanya risiko gagal bayar yang lebih besar di industri fintech P2P lending, termasuk Investree.

Risiko gagal bayar tersebut menjadi tugas besar Investree, ujar dia, salah satunya dengan mengakselerasi dari penyelesaian pembiayaan bermasalah tersebut.

“Kalau memang ada yang dibilang belum dibayar 200 hari atau 300 hari, karena faktanya perusahaan tersebut sudah mengalami gagal bayar,” ujarnya.

Lebih lanjut, Adrian mengatakan bahwa Investree tetap memprioritaskan perlindungan dan kenyamanan kreditur individu sebagai salah satu pemangku kepentingan utama kreditur dengan melakukan beberapa inisiatif antara lain memperkuat komunikasi dan edukasi risiko melalui seluruh kanal resmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper