Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Strategi Allo Bank (BBHI) Hadapi Persaingan Ketat Bank Digital RI

Allo Bank (BBHI) memiliki strategi untuk menghadapi persaingan ketat bank-bank digital di Indonesia.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Persaingan bank digital semakin ketat, terutama setelah meluncurnya beberapa bank digital baru. Bank digital besutan konglomerat Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) pun menyiapkan kuda-kuda hadapi persaingan.

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan masuknya beberapa pemain baru di industri bank digital memberikan dampak positif. Masyarakat menjadi lebih mengenal layanan bank digital dan pilihan pun semakin banyak. 

"Untuk itu, kita juga terus memberikan value terbaik ke nasabah," kata Indra setelah acara Open Finance Summit 2023 pada Rabu (21/6/2023) di Jakarta. 

Allo Bank sendiri mengandalkan sejumlah strategi untuk menghadapi persaingan di industri bank digital, di antaranya kolaborasi. Allo Bank memang telah menggandeng mitra strategis, yang umumnya berasal dari ekosistem pemegang saham.

Kerja sama misalnya dilakukan dengan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang juga menjadi salah satu pemegang saham Allo Bank dengan kepemilikan 11,49 persen.

Allo Bank juga berkerja sama dengan  PT Indomarco Prismatama atau Indomaret, bisnis ritel modern milik taipan Djoko Susanto. Indomaret sendiri memiliki afiliasi dengan Grup Salim. Sementara, Grup Salim melalui PT Indolife Investama Perkasa tercatat menggenggam 6 persen saham di Allo Bank.

Indra mengatakan kolaborasi dengan kedua perusahaan itu terus dilakukan. "Kolaborasi itu perjalanannya panjang, satu per satu fitur, produk per produk kami integrasikan," ujar Indra.

Dengan Bukalapak, Allo Bank mengintegrasikan layanan perbankan kepada mitra Bukalapak yang notabene merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kolaborasi juga akan terus diperluas, di antaranya mengembangkan layanan bisnis beli sekarang dan bayar nanti (buy now pay later/BNPL) atau paylater.

Sementara dengan Indomaret, perseroan mengintegrasikan layanan top up tabungan. "Di daerah-daerah kan untuk mengisi rekening perlu tempatnya. Nah, Indomaret ini tempatnya, termasuk ambil uang dan lainnya," ujar Indra.

Dia mengatakan ke depan fitur-fitur serta produk hasil kerja sama dengan ekosistem itu akan terus berkembang. Selain itu, bank pun mengandalkan penyaluran kredit secara channeling mengandalkan ekosistem hasil kerja samanya. Bank yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Mega Corpora ini juga mengandalkan ekosistem offline CT Corp salah satunya TransMart.

Allo Bank sendiri telah mencatatkan laba bersih sepanjang tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp90,49 miliar, tumbuh 21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Bank juga telah mencatatkan portofolio kredit Rp7,16 triliun, meskipun turun tipis 1 persen dibandingkan tahun lalu Rp7,2 triliun. Total aset bank sepanjang tahun berjalan mencapai Rp12,07 triliun.

Sementara dari sisi pendanaan, himpunan dana pihak ketiga (DPK) bank terpantau tumbuh 84 persen secara yoy menjadi Rp5,12 triliun dari posisi sebelumnya Rp2,78 triliun.

Pertumbuhan DPK utamanya disokong oleh himpunan simpanan tabungan yang melesat 117 persen menjadi Rp336,89 miliar pada kuartal I/2023. Kemudian, deposito bank tumbuh 93 persen menjadi Rp4,74 triliun, sedangkan giro susut 76 persen menjadi Rp41,46 miliar.

Sementara itu, Allo Bank akan menghadapi persaingan ketat seiring dengan meluncurnya sejumlah bank digital baru. Bank digital ini pun mempunyai ekosistem luas yang jadi andalannya.

Hibank yang sebelumnya bernama PT Bank Mayora misalnya masuk ke industri bank digital dengan berfokus pada segmen UMKM. Hibank sendiri merupakan bank digital besutan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).

Kemudian, Superbank yang sebelumnya bernama PT Bank Fama International Tbk. mengandalkan ekosistem Grup Emtek, Grab, hingga Singtel.

PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yang diakuisisi oleh Astra Financial bersama WeLab juga akan meluncur sebagai bank digital baru pada tahun ini. Bank digital itu akan mengandalkan luasnya ekosistem grup Astra.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan munculnya bank digital baru itu akan membuat persaingan di industri bank digital semakin ketat. "Mereka masih akan berdarah-darah dan bakar-bakar uang untuk bisa menarik nasabah baru baik dari sisi funding maupun lending," katanya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper