Serangan Hacker
BSI
Sementara itu, BSI yang merupakan hasil merger tiga anak usaha BUMN, PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah sempat mengalami error karena ransomware dari serangan hacker.
Kala itu, BSI mengalami gangguan selama empat hari sejak 8 hingga 11 Mei lalu. Seluruh fitur BSI tak bisa digunakan, baik melaluin ATM maupun aplikasi mobile.
BRI Life
Serangan hacker juga pernah mengintai anak usaha BRI, yakni BRI Life pada 28 Juli 2021.
Melalui postingan @UnderTheBreach memperlihatkan sebuah aktivitas seorang oknum dari web RaidForums yang mengaku menjual 460.000 dokumen yang dikumpulkan dari dua juta nasabah BRI Life seharga US$7000 atau sekitar Rp110 juta.
Sebuah video berdurasi 30 menit menampilkan besaran data hingga 250Gb terhadap data-data sensitif masyarakat seperti rincian rekening bank, salinan kartu KTP dan KK, akta kelahiran, hingga daftar riwayat penyakit.
Namun, Corporate Secretary BRI Life Ade Nasution pun memastikan BRI Life tidak pernah memberikan data pribadi kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga
“Kami menjamin hak pemegang polis sesuai dengan polis yang dimiliki sehingga saat ini BRI Life terus melakukan upaya maksimal untuk melindungi data pemegang polis melalui penerapan tata kelola teknologi informasi dan tata kelola data sesuai ketentuan dan standar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku,” terangnya.
Sebagai informasi, Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan dalam paparanya total anomali trafik sepanjang 2022 mencapai 976.429.996 kali.
Jenis serangan di antaranya berupa malware 56,84 persen, kebocoran data 14,75 persen, dan aktivitas trojan sebanyak 10,90 persen.
“Prediksi ancaman siber tahun 2023 diantaranya ransomware, data breach, serangan advance persistent threat, phishing, cryptojacking, distributed denial of service attack, serangan remote desktop protocol, social engineering, web defacement, artificial intelligence and internet of things cybercrime,” sebutnya dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.