Kondisi BUMN Karya
Lebih lanjut, dia mengatakan adanya pengajuan standstill dapat membuat WIKA fokus kepada core business sebagai kontraktor EPC (Engineering-Procurement-Construction). Selain itu, pengajuan standstill hanya terjadi pada level induk WIK dan tidak berlaku bagi anak usaha.
Dilansir dari Bloomberg, WIKA mengajukan penundaan pembayaran utang bank untuk mengatur kembali utang dan memperkuat struktur permodalan. Langkah ini diambil seiring adanya rugi bersih sebesar Rp521,25 miliar pada kuartal I/2023.
Menilik laporan keuangan per 31 Maret 2023, WIKA tercatat memiliki utang kepada pihak ketiga sebesar Rp12,64 triliun. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi salah satu kreditur terbesar dengan pinjaman Rp3,87 triliun.
Sementara itu, WIKA juga tercatat memiliki beberapa utang obligasi yang jatuh tempo pada 2023 dan 2024. Diantaranya adalah Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A senilai Rp331 miliar yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023.
Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 Seri A senilai Rp495 miliar yang jatuh tempo pada 3 Maret 2024, serta Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A senilai Rp571 miliar yang jatuh tempo pada 8 September 2024.
Baca Juga
WSKT Alami Defisit Saldo Laba per Kuartal I/2023
Emiten BUMN karya PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) tercatat mengalami defisit saldo laba hingga Rp8,58 triliun per kuartal I/2023. Menilik laporan keuangan per 31 Maret 2023, Waskita memiliki modal saham sebesar Rp2,88 triliun per kuartal I/2023.
Selain itu, Waskita memiliki tambahan modal disetor sebesar Rp13,56 triliun pada tiga bulan pertama 2023. Dari modal tersebut, Waskita memiliki saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya sebesar Rp1,72 triliun per kuartal I/2023.
Meski demikian, saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya tercatat mengalami defisit hingga Rp10,31 triliun per kuartal I/2023.
Alhasil Waskita mengalami defisit saldo laba sebesar Rp8,58 triliun per kuartal I/2023. Dalam laporan keuangan tersebut manajemen mengatakan adanya defisit disebabkan Waskita yang mengalami kekurangan arus kas dari aktivitas operasi.