Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) sebagai bank berbasis teknologi membukukan total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp10,1 triliun atau tumbuh 65 persen pada semester I/2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp6,1 triliun.
Dana murah atau current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 71,4 persen, sedangkan sisanya merupakan deposito sebesar 28,6 persen.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung menyebutkan peningkatan jumlah nasabah dalam Aplikasi Jago menjadi salah satu faktor, melonjaknya penghimpunan DPK. Hingga Juni 2023, Bank Jago melayani lebih dari 8,3 juta total nasabah, termasuk 6,7 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago.
“Jumlah pengguna Aplikasi Jago tersebut naik lebih dari dua kali lipat bila dibandingkan dengan pencapaian Juni tahun lalu yang sekitar tiga juta nasabah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (31/7/2023).
Arief juga menyebut pertumbuhan jumlah nasabah dan DPK menunjukkan hasil dari komitmen Bank untuk terus berinovasi serta memperdalam dan memperluas kolaborasi dengan ekosistem digital.
Salah satunya, berkolaborasi dengan berbagai mitra dalam melakukan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
Melalui strategi tersebut, Bank Jago menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp11,2 triliun per kuartal II/2023 atau tumbuh 54 persen dibandingkan dengan realisasi kuartal II/2022 yang senilai Rp7,3 triliun.
Dalam meningkatkan penyaluran kredit, Bank Jago tetap melakukannya secara hati-hati dan terukur dengan tetap memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Tercatat, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross pada level 1,2 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan yang sebesar 2,5 persen.
Seiring dengan kenaikan portofolio kredit dan pembiayaan syariah, Bank Jago membukukan pendapatan bunga bersih senilai Rp832 miliar sepanjang semester I/2023 atau meningkat 30 persen dibandingkan dengan perolehan Rp641 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Secara kumulatif, Bank Jago membukukan laba bersih (net profit after tax) senilai Rp41 miliar pada semester I/2023, meningkat 40 persen dari laba bersih Rp29 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
“Kinerja keuangan Bank Jago hingga kuartal II/2023 menunjukkan momentum yang baik dan on the right track. Kami ingin menumbuhkan bisnis kami lebih besar lagi dengan terus berinovasi sebagai bank berbasis teknologi dan berkolaborasi dengan ekosistem digital,” jelas Arief.
Hingga semester I/2023 aset Bank Jago mencapai Rp18,9 triliun atau tumbuh 29 persen dari pertengahan tahun lalu. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai sebesar 73 persen yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.