Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengungkap perusahaan asuransi harus melakukan mitigasi risiko dalam menghadapi fenomena El Nino.
Fenomena iklim tersebut kemungkinan akan memicu kemungkinan gagal panen yang dapat mengakibatkan klaim asuransi pertanian naik. Demikian juga terbukanya peningkatan risiko di industri perkebunan.
Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwiyanto mengatakan kesiapan asuransi untuk menanggungnya adalah melalui pengelolaan risiko, salah satunya dengan mengatur penempatan reasuransi. “Kemudian menerapkan manajemen risiko saat melakukan seleksi risiko sebelum menerbitkan polis asuransi,” kata Bern kepada Bisnis, Jumat (11/8/2023).
Bern pun menyebut mitigasi juga sejatinya perlu dilakukan berbagai pihak. Termasuk petani dan para pemangku kepentingan terkait. Dibutuhkan upaya membentuk ekosistem budidaya pertanian, serta setiap pihak melakukan mitigasi risiko sesuai kapasitas masing-masing. Risiko yang harus dijaga guna menurunkan potensi kerusakan ataupun kematian tanaman.
Selain itu, lanjut Bern, perlu diantisipasi juga sejauh mana petani disiplin menerapkan praktik pertanian yang benar sesuai arahan petugas penyuluh lapangan.
“Hal terakhir adalah kesiapan petugas klaim untuk menangani laporan klaim, sehingga proses pengumpulan data-data kegagalan panen berjalan lancar, termasuk analisa kelaikan klaim terutama jika lokasi yang dilaporkan berada di tempat yang jauh/terpencil,” ungkap Bern.
Baca Juga
Bern juga menyinggung fenomena El Nino tidak hanya berdampak pada asuransi pertanian. Namun juga meningkatkan kebutuhan akan asuransi kesehatan. Pasalnya ada potensi munculnya penyakit-penyakit non-generatif, seperti nyamuk yang membawa vektor virus demam berdarah.
