Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pemilu, Intip Strategi Leasing Cegah Kredit Macet

Sejumlah perusahaan pembiayaan menyebutkan menyiapkan strategi menjaga kredit macet tidak melonjak seiring adanya Pemilu 2024 yang berpotesi side streaming.
Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (7/8/2023). Bisnis/Abdurachman
Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (7/8/2023). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Momentum pesta pemilihan umum 2024 meningkatkan kewaspadaan perusahaan leasing karena dapat memicu peningkatan rasio kredit macet (non-performing financing/NPF) akibat kredit tidak tepat guna (side streaming).

Direktur Keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance Cincin Lisa Hadi memandang momentum pemilu dapat berdampak pada kenaikan NPF.

“Khususnya untuk sektor yang bersinggungan langsung dengan momentum pemilu, seperti pembiayaan multiguna motor atau mobil dengan tujuan penggunaan yang berkaitan dengan agenda pemilu,” kata Cincin kepada Bisnis, pekan lalu (8/8/2023).

Cincin menyampaikan NPF gross dan net WOM Finance mengalami sedikit kenaikan dari posisi Juni 2022 ke Juni 2023. Per Juni 2023, NPF gross tercatat sebesar 2,0 persen dan NPF net tercatat sebesar 1,0 persen.

“Kenaikan tersebut lebih lebih disebabkan adanya momentum liburan Iduladha dan cuti bersama pada akhir Juni 2023,” terangnya.

Meski meningkat, Cincin menuturkan rasio NPF tersebut masih jauh di bawah rata-rata capain industri pembiayaan.

Perlu diketahui, secara agregat, NPF gross di industri perusahaan pembiayaan berada di level 2,67 persen dan NPF netto tercatat sebesar 0,73 persen pada akhir Juni 2023.

Adapun dalam pengendalian NPF hingga akhir tahun, Cincin mengatakan bahwa WOM Finance terus berfokus melakukan tinjauan (review) dan perbaikan proses inisiasi kredit, serta perbaikan proses penagihan yang berfokus kepada penanganan kontrak dengan kategori early overdue.

“Kami menargetkan NPF gross pada tahun ini di kisaran 2 persen,” ujarnya.

Sementara itu, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) atau BFI Finance melihat situasi yang masih kondusif jelang pemilu mendatang, baik dari sisi daya kritis, kesadaran, dan sisi maturity masyarakat yang juga bertambah.

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menilai bahwa sejauh ini, tren NPF jangka panjang industri pembiayaan juga tetap terjaga, yakni sejak Desember 2020 hingga Desember 2022 yang menunjukkan kurva rasio NPF terus menurun. Menurutnya, perusahaan pembiayaan dapat menjaga bisnis meski ada pemilu.

“Jadi, selama perusahaan pembiayaan mampu mengelola NPF dengan baik, semuanya diperkirakan tetap manageable,” katanya.

Per 30 Juni 2023, NPF bruto BFI Finance tercatat mengalami kenaikan yang kini berada di angka 1,94 persen. Kendati demikian, rasio tersebut berada di bawah rata-rata industri perusahaan pembiayaan.

“Memang terdapat kenaikan dibandingkan sebelumnya, sama dengan tren industri secara keseluruhan. Hal ini terbilang wajar dikarenakan momentum dua hari raya, yakni Idulfitri dan Iduladha pada semester I/2023,” sambungnya.

Ke depan, BFI Finance berupaya tetap menjalankan operasional dengan menerapkan manajemen risiko yang terukur dan prudent.

“Kami tetap optimis dapat menjaga rasio NPF di bawah rata-rata industri melihat tren kami sejauh ini,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper