Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) menyiapkan sejumlah siasat guna mentransformasikan bisnis menghadapi pesatnya digitalisasi, termasuk bersaing dengan bank digital.
Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan di antara strategi yang saat ini digencarkan Bank BTPN adalah inovasi platform digital. Bank BTPN menyediakan platform bagi nasabah ritel yakni Jenius.
Inovasi yang dihadirkan BTPN di Jenius di antaranya fitur kartu kredit Jenius Visa, buy now pay later, Flexi Cash, hingga Digital Micro.
Per Mei 2023, Jenius mencatatkan pertumbuhan pengguna teregistrasi (registered user) 21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau mencapai 4,6 juta pengguna.
Tak hanya Jenius, Bank BTPN menjajal inovasi layanan digital bagi segmen lainnya. Untuk pasar small medium enterprise (SME) misalnya, Bank BTPN menghadirkan Touchbiz.
"SME saat ini telah terhubung ke market place, mereka sudah digital savy," ujar Henoch dalam kunjungannya di Wisma Bisnis Indonesia pada Senin (14/8/2023). Oleh karena itu Touchbiz menurutnya mengakomodasi kebutuhan nasabah SME untuk sejumlah transaksi seperti invoicing.
Baca Juga
Kemudian, Bank BTPN mengembangkan layanan bagi nasabah korporasi yakni cash management. "Para direktur keuangan di korporasi kini menuntut perusahaannya agar punya cash management, kami kemudian sediakan," ujarnya.
Selain itu, siasat Bank BTPN lainnya guna menghadapi digitalisasi adalah investasi besar bagi keamanan siber atau IT security.
Sejalan dengan upaya BTPN itu, digitalisasi di sektor perbankan memang terpantau pesat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), nilai transaksi digital banking mencapai Rp13.827 triliun pada Juni 2023, tumbuh 11,6 persen yoy.
"Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat dewan gubernur (RDG) BI pada beberapa waktu lalu.
Nilai transaksi uang elektronik (UE) pada kuartal II/2023 juga meningkat 14,82 persen yoy menjadi Rp111,35 triliun. Kemudian, nominal transaksi QRIS tumbuh 104,64 persen atau dua kali lipat yoy sehingga mencapai Rp49,65 triliun.
Jumlah pengguna QRIS sendiri mencapai 37 juta dan jumlah merchant 26,7 juta yang sebagian besar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"BI terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk inklusi ekonomi keuangan dan kerja sama antarnegara," ujar Perry.
Apalagi, di tengah masifnya digitalisasi, muncul bank-bank digital baru yang meramaikan persaingan. Hibank yang sebelumnya bernama PT Bank Mayora misalnya masuk ke industri bank digital dengan berfokus pada segmen UMKM. Hibank sendiri merupakan bank digital besutan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Kemudian, Superbank yang sebelumnya bernama PT Bank Fama International Tbk. mengandalkan ekosistem Grup Emtek, Grab, hingga Singtel.
PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yang diakuisisi oleh Astra Financial bersama WeLab juga akan meluncur sebagai bank digital baru pada tahun ini. Bank digital itu akan mengandalkan luasnya ekosistem grup Astra.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan munculnya bank digital baru itu akan membuat persaingan di industri bank semakin ketat. "Mereka [bank digital baru] masih akan berdarah-darah dan bakar-bakar uang untuk bisa menarik nasabah baru baik dari sisi funding maupun lending," katanya kepada Bisnis.