Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis kartu kredit perbankan telah bergeliat kembali setelah sebelumnya jeblok saat pandemi Covid-19. Tercatat, nilai transaksi kartu kredit telah tumbuh 26,53 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada paruh pertama tahun ini atau per Juni 2023.
Berdasarkan statistik sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan (SPIP) Bank Indonesia (BI) yang dirilis baru-baru ini, nilai transaksi kartu kredit pada Juni 2023 mencapai Rp33,67 triliun.
Volume transaksi kartu kredit juga naik 14,14 persen yoy menjadi Rp31,87 juta transaksi pada Juni 2023, sedangkan jumlah kartu yang beredar mencapai 17,59 juta unit, naik 5,32 persen yoy.
Sejumlah perbankan pun mencatatkan perkembangan bisnis kartu kredit yang pesat tahun ini. Seiring berlalunya pandemi Covid-19, PT Bank Mega Tbk. (MEGA) mencatatkan pertumbuhan bisnis kartu kredit yang mulai kencang, meskipun masih belum sebesar pra Covid-19.
"Kita bandingkan dengan sebelum pandemi, sekarang growth sangat baik, pusat perbelanjaan rame, kita berharap bisa kembali seperti sebelum pandemi," kata Wakil Direktur Utama Bank Mega Diza Larentie dalam acara Konferensi Pers Mega Travel Fair pada beberapa waktu lalu di Jakarta.
Untuk itu, perseroan tahun ini gencar menggenjot bisnis kartu kreditnya. "Tahun ini kita coba targetkan 15 persen sampai 20 persen pertumbuhan sales volume [kartu kredit]," tutur Diza.
Baca Juga
Bisnis kartu kredit di PT Bank DBS Indonesia juga mengalami pertumbuhan sepanjang 2022 hingga 2023. Dalam keterangan resmi Bank DBS Indonesia bulan lalu, disebutkan pada periode tersebut, pertumbuhan penggunaan kartu kredit digibank lebih dari 30 persen. "Pertumbuhan ini didukung oleh gencarnya penggunaan kartu kredit untuk perjalanan serta pembelanjaan di marketplace dan e-commerce," tulis perseroan.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) mencatat nilai transaksi kartu kredit sepanjang semester I/2023 menunjukkan tren positif. "Tumbuh di atas 20 persen secara tahunan," kata General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI Grace Situmeang.
Ia mengatakan bahwa pertumbuhan kartu kredit tersebut terjadi seiring dengan membaiknya kegiatan perekonomian masyarakat pasca-pandemi.
Sejalan dengan dampak positif tersebut, outstanding kartu kredit BNI dibukukan tumbuh di atas 8 persen secara yoy. Hal tersebut utamanya ditopang oleh transaksi merchant yang tumbuh signifikan.
Adapun, sektor travel related menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan nilai transaksi dengan total transaksi naik di atas 50 persen yoy termasuk nilai transaksi overseas yang tumbuh di atas 35 persen secara tahunan.
Sementara itu, hingga akhir tahun ini manajemen BNI optimistis bisnis kartu kredit dapat dijaga tetap tumbuh di atas 20 persen.
Adapun, transaksi kartu kredit di perbankan sempat mengalami penurunan gara-gara pandemi. Nilai transaksi kartu kredit sepanjang 2020 atau pada awal pandemi merosot 30,28 persen yoy. Secara perlahan pada 2021 dan 2022 nilai transaksi kartu kredit mulai merangkak naik meskipun belum menyentuh angka sebelum pandemi.