Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan kredit/pembiayaan perbankan pada seluruh segmen dan jenis penggunaan kredit tumbuh 8,54 persen (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 7,76 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan pertumbuhan tersebut utamanya dikontribusikan oleh sektor Jasa Sosial, Pertambangan, dan Jasa Dunia Usaha.
Perkembangan ini dipengaruhi sisi penawaran kredit sejalan standar penyaluran kredit perbankan yang masih longgar, sehingga akomodatif terhadap peningkatan pertumbuhan kredit.
“Pertumbuhan kredit juga dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi sejalan pertumbuhan ekonomi yang meningkat,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (24/8/2023).
Selain itu, Perry juga melaporkan sisi pembiayaan syariah juga terus meningkat mencapai 17,55 persen (yoy) pada Juli 2023, terutama didorong oleh peningkatan pembiayaan modal kerja.
Dari sisi segmen UMKM, pertumbuhan kredit mencapai 7,59 persen (yoy) pada Juli 2023, terutama ditopang oleh segmen mikro.
Baca Juga
Untuk itu, Perry menekankan bahwa akan memperkuat efektivitas implementasi insentif kebijakan makroprudensial berkoordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan pada sektor-sektor hilirisasi.
Sektor tersebut termasul minerba, pertanian, peternakan, dan perikanan. Untuk sektor perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, inklusif (termasuk UMKM, KUR), dan ultra mikro (UMi), serta ekonomi hijau.
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengungkapkan akan terus memonitor rencana bisnis bank (RBB) yang terpantau optimistis kedepannya.
“Kami monitor rencana bisnis bank yang baru, keliatannya bank optimis, yang sebelumya rata-rata pertumbuhann kredit dari RBB bank diawal tahun itu 10,36 persen, sekarang ini di revisi ke atas 11,31 persen, artinya perbankan lebih optimis,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro justru mengatakan pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan hanya berada di kisaran 8 persen hingga 9 persen.
“Berdasarkan nowcasting kami, pertumbuhan kredit, ini industri ya bukan Bank Mandiri, akan berada di kisaran 8 persen hingga 9 persen atau relatif di bawah ekspektasi awal tahun kami yang berada di kisaran 10 persen hingga 11 persen,” ujarnya dalam Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook, Selasa (22/8/2023).
Dia menyebut, proyeksi ini didasarkan atas perhitungan pertumbuhan loan (pinjaman) tahun ini mencapai 3,62 persen year-to-date (ytd) dan pertumbuhan deposito yang terparkir di zona negatif sebesar 1,36 persen (ytd).