Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan surat utang alias obligasi di perusahaan pembiayaan (multifinance/leasing) sepanjang semester I/2023 mencapai Rp15,11 triliun. Jumlah ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp15,65 triliun atau mengalami kontraksi sebesar 3,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari
Economic Research Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin menjelaskan penurunan penerbitan surat utang oleh industri multifinance diperkirakan karena kondisi suku bunga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Suku bunga tinggi membuat biaya pendanaan menjadi lebih mahal,” kata Ahmad kepada Bisnis, dikutip Jumat (24/8/2023).
Ahmad melihat suku bunga di semester I/2022 masih berada di level rendah, yakni hanya sebesar 3,50 persen sampai dengan Juli. Sementara itu, suku bunga pada semester I/2023 sudah mencapai level 5,75 persen.
Kenaikan suku bunga juga berkontribusi pada peningkatan beban keuangan. Pefindo menilai tingginya suku bunga ini juga berpotensi untuk menahan pertumbuhan konsumsi masyarakat, sehingga mempengaruhi bisnis industri multifinance.
“Oleh karena itu, kami melihat lingkungan bunga tinggi masih menjadi faktor risiko bagi penerbitan surat utang oleh industri multifinance di tahun 2023,” ungkapnya.
Baca Juga
Selain faktor suku bunga, Ahmad melihat front-loading penerbitan menjadi salah satu faktor penurunan penerbitan surat utang selama semester I/2023. Pasalnya, Pefindo melihat banyak perusahaan multifinance telah menerbitkan surat utang di tahun lalu.
“Mereka memanfaatkan lingkungan bunga yang rendah guna meraih pendanaan yang murah untuk ekspansi dan juga untuk mengganti surat utang yang jatuh tempo,” ungkapnya.
Menurut Ahmad, terkumpulnya dana yang cukup di tahun lalu membuat perusahaan pembiayaan tidak terlalu agresif menerbitkan surat utang di awal tahun ini.
Meski mengalami penurunan, Pefindo mencatat jika dibandingkan dengan industri lainnya, penerbitan oleh industri multifinance tetap mendominasi dan menjadi yang tertinggi selama semester I/2023.
“Angka yang direalisasikan oleh industri ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan industri telekomunikasi, penyumbang terbesar kedua atas penerbitan selama semester I/2023,” tutup Ahmad.