Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Berkelanjutan Bank DBS Moncer, Target Rp5,5 Triliun Akhir 2023

Pembiayaan berkelanjutan Bank DBS Indonesia naik 253 persen dan ditargetkan mencapai Rp5,5 triliun pada akhir tahun ini.
Gedung Bank DBS Indonesia di Jakarta/dok. DBS
Gedung Bank DBS Indonesia di Jakarta/dok. DBS

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank DBS Indonesia telah membukukan pembiayaan keberlanjutan di Indonesia termasuk transition loan telah mencapai Rp4 triliun per Juli 2023 atau naik 253 persen sejak tahun lalu. 

Chairman of Indonesia Sustainability Council Kunardy Lie pun optimis atas realisasinya tersebut, pihaknya mampu membidik pembiayaan berkelanjutan hingga Rp 5,5 triliun pada akhir tahun ini. 

“Dalam rangka mempercepat pembiayaan transisi menuju dekarbonisasi, mayoritas [pembiayaan] disalurkan untuk sektor real estate, energi terbarukan, dan industri manufaktur serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” ujarnya dalam agenda Sustainability Council di Jakarta, Senin (28/8/2023). 

Lebih lanjut, dia menatakan peluang untuk menjalankan agenda keberlanjutan sangat besar melalui berbagai solusi pembiayaan di Indonesia. 

“Kami percaya bahwa kemitraan yang kolaboratif dan strategis di antara para pelaku industri dan pembuat kebijakan dan didukung oleh konektivitas kami di Asia dan keahlian kami dalam pembiayaan transisi, kami memiliki aspirasi untuk membantu mempercepat proses dekarbonisasi perusahaan,” katanya. 

Berdasarkan paparannya, tercatat sepanjang 2023 sejumlah kesepakatan atas hasil pembiayaan telah dicapai, seperti green trade facility lender terkait pembiayaan motor listrik untuk Indomobil senilai US$16 juta. 

Lalu, ada pembiayaan kembali bangunan hijau di area central business district (CBD) Jakarta senilai 178 juta untuk dan pembiayaan perusahaan Indonesia yang akan mengakuisisi perusahaan pengelola limbah medis di Singapura sebesar 83 juta dolar Singapura. 

"Tapi, ini bukan berarti seluruh dananya dari kami [Bank DBS]. Misalnya transaksi bersama BRI senilai US$1 triliun, itu kita ya sebagai arranger. Dari kami hanya US$50 juta saja,” ucapnya.

Bank DBS sendiri telah menetapkan target dekarbonisasi yang berfokus pada sembilan sektor vital. Di antaranya minyak dan gas (migas), otomotif, aviasi, ekspedisi, baja, dan real estate. Sedangkan untuk sasaran cakupan data meliputi pangan, agribisnis, dan bahan kimia.

Kesembilan sektor dekarbonisasi tersebut menjadi sasaran Bank DBS dan sejauh ini merupakan deretan institusi yang menghasilkan emisi terbesar dari portofolio Bank DBS.

Pada kesempatan yang sama, Chief Sustainability Officer, DBS Group Helge Muenkel mengatakan Indonesia memainkan peran penting dalam mengakselerasi dekarbonisasi di Asia karena Indonesia saat ini menjadi negara dengan aktivitas batu bara terbanyak. 

“Pembiayaan transisi merupakan faktor pendorong utama bagi perusahaan dalam beralih dari brown energy ke green energy, serta harus menjadi bagian dari rangkaian instrumen keuangan termasuk blended finance untuk memungkinkan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Pada 2020, DBS Group telah meluncurkan Sustainable and Transition Finance Framework untuk menjawab permintaan yang terus meningkat di bidang pembiayaan transisi di Asia guna untuk mengurangi financial emissions yang merupakan bagian dari upaya dekarbonisasi nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper