Bisnis.com, JAKARTA — Pusat Investasi Pemerintah (PIP) berupaya menjaga rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) di level terendah.
Direktur Utama PIP Ismed Saputra mengatakan, per 29 Agustus 2023 rasio NPL yang dimiliki PIP terjaga di level 0,1 persen.
“NPL kami termasuk rendah karena di dalam penyaluran kami bekerja sama dengan lembaga keuangan bukan bank [LKBB], koperasi, terus ada BUMN, lembaga keuangan mikro dan memang risiko itu di-sharing,” ujar Ismed saat ditemui usai acara Community Activity Hari UMKM 2023 di Gedung Jusuf Anwar, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Adapun, Ismed berharap rasio kredit macet PIP dapat terjaga di level terendah.
“Kalau ada yang macet nanti masih tanggungan dari LKBB yang menyalurkan,” ungkapnya.
Sementara itu, apabila ditilik dalam kurun tujuh tahun terakhir, tepatnya pada 2017–2022, rasio NPL Pusat Investasi Pemerintah (PIP) berada di bawah satu persen.
Baca Juga
Perinciannya, NPL PIP pada 2017–2019 berada di level 0 persen, sebesar 0,03 persen pada 2020, lalu sebesar 0,03 persen pada 2021, dan 0 persen pada posisi 2022.
Selain menyalurkan pembiayaan ultra mikro (UMi), PIP juga mendorong kelembagaan LKBB (LKM dan koperasi) untuk melakukan pendampingan sebagai bentuk pengembangan usaha mikro.
“Karena UMKM mikro ini kalau tidak ada pendampingan, sakit saja bisa nggak bayar, makanya lembaga-lembaga itu kami dorong untuk pendampingan,” ujarnya.
Ismed menuturkan pendampingan tersebut dilakukan pada aspek pemenuhan legalitas, peningkatan kualitas produk, kapasitas produksi, pengelolaan keuangan, dan pemasaran produk.
“Pendampingan pelaku usaha ultra mikro oleh penyalur melalui pemberian motivasi usaha, konsultasi terkait usaha, peningkatan kapasitas SDM, pengawasan terhadap debitur, dan bentuk lainnya,” tutupnya.