Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank MNC Milik Hary Tanoe Jawab Rencana Aksi Korporasi, Merger dengan Bank NOBU Molor

PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo menjawab kabar aksi korporasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo menjawab kabar aksi korporasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo menjawab kabar aksi korporasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo menjawab kabar aksi korporasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) di tengah rencana merger dengan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik taipan James Riady.

Di keterbukaan informasi, Bank MNC menjawab pertanyaan bursa terkait rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di bursa paling tidak dalam tiga bulan mendatang. Namun, Corporate Secretary Bank MNC Heru Sulistiadhi mengatakan rencana tersebut belum ada.

"Saat ini perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi yang berakibat pada pencatatan saham perseroan di bursa," jawab Heru di keterbukaan informasi pada Kamis (31/8/2023).

Padahal, sebelumnya Bank MNC direncanakan merger dengan Bank NOBU dan ditargetkan sesuai timeline berlangsung pada bulan ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae juga mengatakan rencana merger kedua bank terus berjalan. Meskipun, untuk jangka waktunya, merger kedua bank konglomerat itu bisa saja terjadi keterlambatan. 

"Jangka waktu merger memang bisa terjadi keterlambatan, tapi bukan berarti kurangnya komitmen kedua bank," kata Dian dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK pada awal bulan ini (3/8/2023). 

Menurut Dian, sejumlah faktor yang bisa menimbulkan molornya merger di antaranya pembahasan mengenai porsi kepemilikan hingga fokus bisnis ke depan dari bank gabungan. 

"Banyak teknis lain yang dibicarakan. Ini pada akhirnya berujung pada proses merger yang baik. Tidak ada persoalan yang timbul setelah merger terjadi," ungkap Dian.

Sementara itu, Dian memastikan kedua belah pihak sudah menyatakan komitmennya dalam menjalankan merger tersebut. Menurutnya rencana merger kedua bank merupakan wujud komitmen dari pemegang saham secara business to business (B2B) dalam rangka mendukung konsolidasi serta penguatan industri perbankan.

Sebelumnya, pihak Bank NOBU juga telah menjawab rencana aksi korporasi tersebut. Menurut Corporate Secretary NOBU Mario Satrio, rencana sinergi yang dilakukan dengan Bank MNC akan membawa dampak positif terhadap kinerja perseroan.

"Setiap corporate action yang dilakukan perseroan sejalan dengan POJK Konsolidasi Bank Umum dan bertujuan untuk mendukung pengembangan volume usaha perseroan dalam jangka panjang guna mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Mario. 

Rencana merger kedua bank ini sendiri dilakukan dalam rangka naik kelas menjadi kelompok bank dengan modal inti (KBMI) II. Kedua bank saat ini memang masih masuk pada KBMI I atau bank yang memiliki modal inti kurang dari Rp6 triliun. Apabila keduanya digabungkan, modal inti entitas gabungan menjadi di atas Rp6 triliun atau masuk KBMI II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper