Bisnis.com, JAKARTA - Entitas usaha milik Grup Lippo PT Prima Cakrawala Sentosa mempertebal kepemilikannya di PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU). Penambahan kepemilikan itu di tengah kabar merger dengan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo.
Berdasarkan laporan pemegang saham di atas 5 persen yang dicatatkan oleh PT Kustodian Sentral Efek (KSEI), PT Prima Cakrawala Sentosa memborong 210,75 juta lembar saham Bank Nobu pada 9 Agustus 2023.
Transaksi tersebut difasilitasi oleh PT Ciptadana Sekuritas Asia. Meski demikian, tidak disebutkan harga per lembar pembelian saham itu. Apabila mengacu harga saham Bank Nobu saat penutupan perdagangan pada 9 Agustus 2023 yakni Rp486, maka PT Prima Cakrawala Sentosa menggelontorkan dana Rp102,42 miliar untuk memborong saham NOBU.
Melalui transaksi itu, kepemilikan PT Prima Cakrawala Sentosa di Bank Nobu kian kuat. Sebelum transaksi, entitas Milik Grup Lippo itu memiliki 658 juta lembar kepemilikan saham dengan porsi kepemilikan 12,45 persen.
Setelah transaksi, kepemilikan PT Prima Cakrawala Sentosa di Bank Nobu mencapai 868,75 juta lembar saham dengan porsi mencapai 16,44 persen.
Sementara itu, Grup Lippo dan pemiliknya James Riady mengendalikan Bank Nobu bukan hanya melalui PT Prima Cakrawala Sentosa. Entitas bernama PT Putera Mulia Indonesia menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi 21,92 persen kepemilikan. Kemudian, PT Matahari Departement Store memiliki porsi kepemilikan 13,78 persen di Bank Nobu.
Baca Juga
Belum ada penjelasan dari perusahaan apakah aksi korporasi peningkatan saham oleh PT Prima Cakrawala Sentosa merupakan belanja dari lantai bursa ataupun aksi korporasi lainnya.
Di sisi lain, Bank Nobu direncanakan merger dengan Bank MNC. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan rencana merger kedua bank terus berjalan. Apabila mengacu timeline, merger mestinya terlaksana pada bulan ini.
Namun, Dian mengatakan mengenai jangka waktu, merger kedua bank konglomerat itu bisa saja terjadi keterlambatan. "Jangka waktu merger memang bisa terjadi keterlambatan, tapi bukan berarti kurangnya komitmen kedua bank," kata Dian dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK pada awal bulan ini (3/8/2023).
Hal-hal yang bisa saja menimbulkan keterlambatan merger bulan ini diantaranya pembahasan mengenai porsi kepemilikan hingga fokus bisnis ke depan dari bank gabungan.
"Banyak teknis lain yang dibicarakan. Ini pada akhirnya berujung pada proses merger yang baik. Tidak ada persoalan yang timbul setelah merger terjadi," ungkap Dian.
Sebelumnya, Corporate Secretary NOBU Mario Satrio juga telah mengonfirmasi kabar merger dengan Bank MNC. Ia mengatakan rencana sinergi yang dilakukan akan membawa dampak positif terhadap kinerja perseroan.
"Setiap corporate action yang dilakukan perseroan sejalan dengan POJK Konsolidasi Bank Umum dan bertujuan untuk mendukung pengembangan volume usaha perseroan dalam jangka panjang guna mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Mario.