Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) atau BFI Finance membidik pembiayaan di kisaran Rp20 triliun—Rp21 triliun sampai akhir tahun ini.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan bahwa pembiayaan di semester II/2023 akan terasa berat lantaran perusahaan pernah terkena serangan siber. BFI Finance harus sedikit menahan laju pembiayaan yang membuat penyaluran pembiayaan perusahaan tidak sekencang seperti di semester II tahun lalu.
Namun demikian, Sudjono optimistis kinerja BFI Finance akan kembali normal pada kuartal IV/2023.
“Tahun 2023 kurang lebih flat, karena kami terkena sedikit problem di akhir semester I/2023 kena serangan siber. Itu sedikit mempengaruhi, kami mesti ngerem sedikit,” ujar Sudjono dalam media gathering di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Emiten leasing milik Jerry Ng dan Boy Thohir itu pun telah meracik strategi untuk menggenjot pembiayaan, salah satunya dengan melanjutkan pekerjaan yang telah dirintis di semester I dan di tahun-tahun sebelumnya.
Sudjono mengatakan BFIN akan tetap fokus di beberapa hal, seperti valuasi, target konsumen, serta credit process yang benar.
Baca Juga
Lebih lanjut, Sudjono menyampaikan bahwa pembiayaan kendaraan bekas dan alat berat masih menjadi fokus utama perusahaan dalam menyalurkan pembiayaan sepanjang 2023.
“Karena alat-alat berat sebenarnya pertumbuhan market masih lumayan bagus. Tahun ini pertumbuhan di alat berat lebih kencang dibandingkan dengan ritel,” ungkapnya.
BFIN meproyeksikan komposisi portofolio perusahaan sebanyak 70–75 persen berada pada kendaraan roda empat. Sedangkan sisanya merupakan kendaraan roda dua, pembiayaan syariah, dan properti.
Adapun menjelang tahun pemilu 2024, BFIN memprediksi pembiayaan akan berjalan lancar dan tumbuh positif.
“Sejauh ini kita lihat so far so good. Tidak ada konstelasi yang tajam, tidak ada kontras yang terlalu besar, hanya figur saja,” pungkasnya.