Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mega Syariah Pacu Pertumbuhan Bisnis via Transformasi Digital

Bank Mega Syariah memacu transformasi digital untuk melanjutkan pertumbuhan bisnisnya.
Suasana pelayanan petugas Bank Mega Syariah di Kantor Cabang Istiqlal saat peresmian./Bisnis - Alifian Asmaaysi
Suasana pelayanan petugas Bank Mega Syariah di Kantor Cabang Istiqlal saat peresmian./Bisnis - Alifian Asmaaysi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mega Syariah (BMS) terus melanjutkan pertumbuhan bisnisnya dengan memacu transformasi digital di tengah sejumlah aksi korporasi yang dilakukan sejumlah bank syariah Tanah Air. 

Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Ratna Wahyuni menyebutkan pihaknya bakal memperkuat fundamental bisnis bank dengan memacu peningkatan dana murah dan pembiayaan yang berkualitas, serta meningkatkan fee based income melalui berbagai layanan dan fasilitas perbankan.

“[Transformasi digital] hal itu mendukung  kami dalam memasuki segmen retail ini. Dalam beberapa saat yang lalu lalu kami telah meluncurkan Syariah Card, produk kartu pembiayaan syariah yang memudahkan nasabah dalam bertransaksi nontunai dengan prinsip pembiayaan syariah,” ujarnya pada Bisnis, Senin (11/9/2023). 

Lebih lanjut, BMS juga akan mengembangkan fitur pada aplikasi mobile banking M-Syariah, salah satunya penambahan fitur transaksi menggunakan QRIS. Menurut Ratna, semua hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan kepada seluruh nasabah dalam bertransaksi.

Sebagai informasi, BMS telah membukukan laba bersih selama enam bulan pertama 2023 mencapai Rp138,21 miliar. Angka tersebut tumbuh 4,21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp132,62 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dikutip Bisnis, Rabu (9/8/2023), pertumbuhan laba ini ditopang sejumlah faktor, salah satunya pendapatan dari penyaluran dana yang naik signifikan 48,49 persen yoy menjadi Rp613,78 miliar.

Alhasil, pendapatan setelah distribusi bagi hasil di BMS naik 19,49 persen yoy menjadi Rp379,31 miliar pada Juni 2023 dari Rp317,44 miliar. Selain itu, pendapatan lainnya naik pesat 269,84 persen menjadi Rp23,09 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,24 miliar.  

Pertumbuhan laba ini juga disumbang dari sisi pos beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) mengalami penyusutan hingga 52,30 persen menjadi Rp10,06 miliar dari sebelumnya Rp21,08 miliar.  

Dari sini, laba operasional BMS pada semester I/2023 tercatat Rp174 miliar, sedangkan pada semester I/2022 senilai Rp159,66 miliar. Setelah dipotong taksiran pajak tahun berjalan BMS pun membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp138,21 miliar. 

Dalam hal intermediasi, BMS telah menyalurkan total pembiayaan sebesar Rp7,03 triliun pada Juni 2023, turun 5,18 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,41 triliun. Meski begitu, total aset BMS naik 28,42 persen menjadi Rp16,71 triliun dibanding periode sebelumnya Rp13,01 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper