Bisnis.com, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada Senin (18/9/2023) jelang pengambilan keputusan Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) soal suku bunga. Adapun, The Fed akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 19-20 September 2023.
Kekhawatiran menyelimuti investor seiring kembali melonjaknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan masih mendakinya inflasi Amerika Serikat. Kondisi ekonomi ini menimbulkan spekulasi The Fed menahan bunga acuan bahkan kembali mengerek ke level tinggi baru.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka melemah 0,12 persen atau 18 poin ke posisi Rp15.373 Pelemahan rupiah ini diikuti dengan indeks dolar terpantau melemah 0,02 persen ke posisi 105,301.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia dibuka bervariasi. Yen Jepang misalnya yang menguat 0,07 persen dan dolar Hong Kong yang menguat 0,03 persen.
Lalu, dolar Singapura melemah 0,01 persen, dolar Taiwan pun mengalami pelemahan 0,18 persen, won Korea melemah di level 0,04 persen, di sisi lain peso Filipina menguat 0,01 persen.
Namun, yuan China melemah 0,13 persen, ringgit Malaysia melemah 0,06 persen, dan baht Thailand pun bergerak stagnan
Baca Juga
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini berisiko melemah hingga ke Rp15.400.
Prediksi laju pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan depan dibayangi Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (15/9/2023), rupiah ditutup melemah tipis 0,50 poin di level Rp15.355 per dolar AS. Sedangkan indeks mata uang Negeri Paman Sam tersebut juga tergelincir 0,17 persen atau 0,18 poin ke level 105,22.
Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, inflasi AS yang masih belum juga turun ke level target 2 persen membuka ekspektasi bahwa Bank Sentral AS masih akan menahan suku bunga acuannya di level tinggi untuk waktu yang lebih lama, dan ini juga membuka kemungkinan kenaikan suku bunga acuan 25 basis poin lagi.
"Selama inflasi belum turun, The Fed pasti akan mengambil tindakan atau kebijakan moneter yang lebih ketat seperti menaikkan suku bunga acuan lagi. Tapi tentunya The Fed tidak akan tergesa-gesa karena ada konsekuensi pelambatan ekonomi bila suku bunga acuan terus dinaikkan," ujar Ariston kepada Bisnis dikutip Minggu, (17/9/2023).
Seperti diketahui, inflasi AS naik dari sebelumnya 3,2 persen menjadi 3,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan, inflasi AS Agustus 2023 naik dari sebelumnya 0,2 persen menjadi 0,6 persen month-to-month (mtm).
Lantas, berapa kurs dolar AS di BCA, BNI, Bank Mandiri, dan BRI hari ini, Senin (18/9/2023)?
1. Kurs Dolar di BCA Hari Ini
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada pembaruan pukul 09.16 WIB, menetapkan harga beli dolar AS senilai Rp15.362 dan harga jual Rp15.382 berdasarkan special rate atau e-Rates.
Sementara secara TT Counter dan Bank Notes mencatatkan posisi yang sama, di mana harga beli dolar AS Rp15.200 dengan harga jual Rp15.500.
2. Kurs Dolar AS di BNI Hari Ini
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menetapkan kurs dolar rupiah secara special rate pukul 09.20 WIB dengan harga beli Rp15.361 dan harga jual Rp13.381
Sedangkan, secara TT Counter dan Bank Notes, harga beli Rp15.205 dan harga jual Rp15.555.
3. Kurs Dolar AS di Mandiri Hari Ini
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) pada pembaruan pukul 08.32 WIB, menetapkan harga beli dolar AS senilai Rp15.344 dan harga jual Rp15.364 berdasarkan special rate.
Sementara secara TT Counter dan Bank Notes, masing-masing harga beli dolar AS Rp15.200 dengan harga jual Rp15.200
4. Kurs Dolar AS di BRI Hari Ini
Terakhir, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dalam pembaruan pukul 09.21 WIB, menetapkan kurs jual beli yang mengacu pada kalkulator kurs e-rates, dengan harga Rp15.365 dan Rp15.385
Sementara, secara TT Counter, pihaknya mematok Rp15.305 dan harga jual Rp15.455.