Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Tradisional jadi Primadona, Bagaimana Bisnis Unit-Linked?

Zurich Topas Life mengungkap produk asuransi tradisional menjadi produk yang lebih banyak dicari pada tahun ini.
Karyawati beraktivitas di dekat logo asuransi Zurich di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P.
Karyawati beraktivitas di dekat logo asuransi Zurich di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P.

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat produk tradisional mengambil alih pendapatan premi di industri asuransi jiwa yang mulanya digerakkan oleh Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Invetasi (PAYDI) atau unit linked. 

Menurut catatan AAJI, premi industri asuransi yang berasal dari produk tradisional meningkat 12 persen pada semester I/2023 menjadi Rp43,67 triliun dari sebelumnya Rp38,97 triliun. 

Terkait hal tersebut, PT Zurich Topas Life (Zurich Life) pun mengakui bahwa produk tradisional perusahaan meningkat pada tahun ini. 

“Kami memang melihat bahwa porsi produk tradisional meningkat cukup pesat,” kata Presiden Direktur Zurich Topas Life Richard Ferryanto ditemui usai peluncuran Zurich Plan Protector di Jakarta, Rabu (4/10/2023). 

Kendati demikian, Richard mengatakan bahwa pihaknya tidak meninggalkan produk unit linked. Dia menyebut bahwa produk yang berbasis perlindungan dan invetasi tersebut masih dibutuhkan. 

Selain itu, Richard menyebut bahwa agen asuransi perusahaan juga secara masif masih menawarkan produk tradisional maupun unit link. Zurich Topas Life juga telah menyesuaikan produk unit link miliknya dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 5 Tahun 2022 atau SEOJK PAYDI. 

Dia pun optimistis bahwa produk unit link akan terus berkembang sejalan dengan aturan yang baru. 

“[Unit linked] peminatnya masih tinggi, masih baik untuk unit linked, dan rasanya yang dilakukan OJK terkait dengan peraturan PAYDI sangat baik, dan kami sangat mendukung, karena itu berorientasi melindungi nasabah,” ungkapnya. 

Sayang, Richard tak menyebutkan secara pasti angka atau porsi antara produk tradisional dan unit linked perusahaan. Adapun dalam laporan keuangan perusahaan yang diunggah melalui laman resminya per 31 Agustus 2023, jumlah pendapatan Zurich Topas Life mencapai Rp613 miliar. 

Angka tersebut menurun 1,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp621 miliar. 

Jumlah beban yang ditanggung perusahaan juga meningkat menjadi Rp667 miliar per Agustus 2023. Peningkatan mencapai 22,3 persen dari sebelumnya Rp545 miliar. 

Total rugi komprehensif Zurich Topas Life meningkat menjadi Rp31 miliar. Pada Agustus 2022, perusahaan mencatatkan kerugian hanya Rp5,1 miliar. 

Dari sisi permodalan, ekuitas Zurich Topas Life mencapai Rp324 miliar atau menurun 8,4 persen dibandingkan Rp354 miliar pada Agustus 2022. Jumlah liabilitas yang ditanggung yakni Rp1,8 triliun pada Agustus 2023. 

Angka tersebut meningkat 15,1 persen dibandingkan pada Agustus 2022 yakni Rp1,58 triliun. Jumlah aset meningkat 10,5 persen menjadi Rp2,14 triliun dari sebelumnya Rp1,94 triliun pada Agustus 2022. 

Kesehatan finansial Zurich Topas Life dilihat dari tingkat Risk Based Capital (RBC) mencapai 593 persen. Angka tersebut masih sangat kuat mengingat ambang batas OJK yakni 120 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper