Bisnis.com, JAKARTA - Proses merger PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo dengan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik taipan James Riady berlangsung alot. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai alotnya merger kedua bank dilakukan untuk menghasilkan bank berkualitas baik.
Bank Nobu dan Bank MNC sebelumnya direncanakan merger pada Agustus 2023. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda merger terlaksana.
Baca Juga
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan rencana merger Bank Nobu dan Bank MNC sebenarnya masih berproses sesuai komitmen kedua pemegang saham. Adapun, jangka waktu merger kedua bank milik konglomerat itu bisa saja molor. Namun, proses alot merger itu menurutnya dilakukan untuk mematangkan persiapan.
"Memang untuk menghasilkan bank hasil merger yang baik, tentu perlu dilakukan persiapan yang baik pula agar bank merger dapat beroperasi dengan baik, sehingga tidak berdampak negatif, baik terhadap bank tersebut maupun industri perbankan," kata Dian dalam jawaban tertulis pada Selasa (10/10/2023).
Dian juga menyatakan rencana merger kedua bank itu merupakan wujud komitmen dari pemegang saham secara business to business (BtB) dalam rangka mendukung konsolidasi serta penguatan industri perbankan.
Adapun, Corporate Secretary NOBU Mario Satrio sebelumnya mengatakan rencana sinergi yang dilakukan dengan Bank MNC akan membawa dampak positif terhadap kinerja perseroan.
"Setiap corporate action yang dilakukan perseroan sejalan dengan POJK [Peraturan OJK] Konsolidasi Bank Umum dan bertujuan untuk mendukung pengembangan volume usaha perseroan dalam jangka panjang guna mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Mario.
Corporate Secretary Bank MNC Heru Sulistiadhi juga sempat mengatakan rencana merger dilakukan dengan Bank Nobu dalam rangka naik kelas menjadi kelompok bank dengan modal inti (KBMI) II.
Kedua bank saat ini memang masih masuk pada KBMI I atau bank yang memiliki modal inti kurang dari Rp6 triliun. Bank Nobu memiliki modal inti Rp3,09 triliun, sementara Bank MNC mencatatkan modal inti Rp3,33 triliun per Juni 2023.
Apabila keduanya digabungkan, modal inti entitas gabungan menjadi di atas Rp6 triliun atau masuk KBMI II.
Aset kedua bank pun kian tebal. Per Juni 2023, Bank Nobu mendulang aset Rp23,24 triliun dan Bank MNC mencatatkan aset Rp16,85 triliun. Apabila merger, aset kedua bank mencapai Rp40,09 triliun.